Satu Siang di Sekolah


Satu Siang di Sekolah

“Aku baca sih, tapi ga nge-like apalagi komen, takut,”
Begitu salahsatu komentar walimurid saat membicarakan statusku tentang sekolah anak kami beberapa hari lalu di facebook. Statusku itu kurang lebih menyindir tentang kedisiplinan di sekolah.
Memang, pendapat seperti itu tidak sepenuhnya disalahkan. Tapi tidak lantas selamat dan aman karena tak berpendapat, loh. Kalau kita diam, lantas apa dong yang bisa diperbuat untuk perubahan yang lebih baik buat sekolah itu? apa hanya dengan ngedumel di belakang lantas semua jadi beres, begitu? Bukankah membiarkan segalanya begitu saja malah semakin membuatnya terlihat kacau dan amburadul. Bagaimana tidak amburadul, masuk sekolah jam 13.00 tapi 13.30 masih ada saja siswa yang berlarian di lapangan karena gurunya belum datang *tepok jidat
Come on guys, looks those children! Mereka tidak mengerti apa-apa. Yang mereka rasakan justru senang-senang saja ketika jam satu lewat jauh, gurunya belum datang. 😑😑 mereka bisa bermain lebih lama lagi, bisa wara wiri, jajan sesuka hati dan bercanda sana sini. Tapi tidak dengan saya, saya dibuat senewen melihat pemandangan itu. Hellowww! Sekolah apa ini?! 😡
Wake up and do action! Now! Jangan hanya ngedumel di belakang, bilang guru ga disiplin lah, Kepsek ga ada taringnya lah, dan apalah apalah yang lain.
Maju! Utarakan pendapat dengan berani, sampaikan keberatan kita pada orang yang tepat. Dengan kata lain, mari bersatu, tegur guru yang tidak disiplin. Masih ga berani juga? Sekarang jaman sudah canggih cuyy, media sosial bisa dijangkau oleh siapa saja. Termasuk walimurid yang katro seperti kita-kita ini dan juga mereka yang pinter-pinter. Ungkapkan saja di sana apa mau kita. Toh nanti juga mereka akan tahu jika kita tak berani menyampaikannya langsung.
Saya dan teman saya sudah maju menegur guru yang suka telat itu, dan apa tanggapannya? Entahlah. Kesimpulan saya, beliau tak mau disalahkan. Saya pun tak menyalahkan hanya mencari solusi yang tepat saja untuk masalah ini. Bagaimana caranya supaya ketika jam masuk semua elemen sekolah juga sudah ada di tempat termasuk anak-anak dan guru. Tidak ada yang terlambat, itu saja. Semua kembali kepada kesadaran masing-masing. Kedisiplinan itu dimulai dari diri sendiri bukan?
Oiya, sepertinya ada yang mencibir tindakan kami ini. Katanya tak ada gunanya juga memprotes, toh tetap saja tak ada hasil. Biarlah. Bagi saya, saya sudah bertindak tepat, untuk urusan hasil, saya serahkan pada yang di Atas. Saya melakukan ini bukan untuk menjadi pahlawan. Apalagi pahlawan kesiangan. Ngapain juga ribet-ribet mengurusi hal beginian, ya, kan? Tema lain pun masih menanti untuk dicoret-coret. 😂
Tapi sekali lagi …
Ini untuk masa depan anak-anak kita, kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan sekarang kapan lagi?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senantiasa Memurnikan Cinta

Cara Mudah Menyimpan Jengkol Agar Lebih Awet

Cara Mengenali Gula Merah Asli di Pasaran