Serba Serbi Pulang Kampung
Pulang
Kampung 2016
Pulang kampung adalah salahsatu ritual yang tak boleh
dilewatkan dalam keluarga kami. Karena momen ini hanya terjadi setahun sekali,
yaitu saat libur panjang akhir semester ganjil dan tahun baru yang berlangsung
bulan Desember hingga januari awal tahun berikutnya. Setiap momen pulang
kampung selu meninggalkan kenangan yang berbeda tiap tahunnya, begitu juga
dengan pulang kampung kali ini. Libur panjang sekolah berlangsung dari 25
Desember 2016 – 7 Januari 2017. Kami berencana untuk mengunjungi si mbah di
Sukorejo Kendal untuk menghabiskan liburan kali ini. Kami berangkat sabtu sore
tanggal 24 Desember.
Day
1
Sampai di rumah si Mbah jam 09.00 tidak seperti biasanya
yang subuh pagi juga sudah sampai. Ini terjadi karena ada insiden tidak mengenakan
selama dalam perjalanan. Bis yang kami tumpangi tiba-tiba saja tidak bisa
melanjutkan perjalanan alias mogok. Akhirnya kami menunggu dari jam 22.00 malam
hingga jam 02.00 pagi di sebuah rumah makan. Itu pun bukan bis pengganti yang
mengangkut kami ke tempat tujuan tapi satu persatu penumpang dialihkan ke bis
lain yang masih ada kursi kosong. Jadi penumpang bercerai berai ke bis yang
berbeda-beda. However, let it be lah,
tidak mau memperpanjang urusan meski hati udah gondok. Yang penting kami sudah
sampai tujuan. Tapi dalam hati kami berjanji tidak akan menggunakan armada bi
situ lagi untuk pulkam yang akan datang.
Anak-anak yang kecapekan—saya juga sih—akhirnya tepar
setelah bersih-bersih diri. Karena kami semua kurang tidur, jadi seharian kami
hanya say hello ke saudara sebentar
lantas melanjutkan tidur lagi. Siangnya kami kedatangan oaklik dari Jogja yang
mebawa oleh-oleh salak pondoh sekarung.
Salak Pondoh asli Jogja |
Day
2
Hari ini anak-anak sudah fit dan mulai semangat untuk
mengeksplorasi keadaan sekitar. Mulai menagih ingin jalan-jalan ke kebun atau
menengok said an ternak lainnya di belakang rumah. Tapi ndilalah, pas melihat
kandang ternak, mereka kaget alang kepalang. Ternyata sapi-sapinya sudah tidak ada
alias sudah dijual sama si Mbah. Hahaha… si Mbah sudah terlalu tua dan tidak
sanggup lagi merawat sapi-sapi itu seorang diri. Hewan yang sekian hari itu
bertambah besar saja membutuhkan pakan yang tidak sedikit dan si Mbah sudah
tidak mampu lagi mencari rumput dan menarik hewan itu keluar kandang jika
kandang ingin dibersihkan. Sebagai gantinya si mbah memelihara kambing dan
ayam. Ayam petelur, pejantan dan ayam kampung. Ayam-ayam ini juga tidak pernah
dilepas dari kandangnya. Kandangnya ada di belakang rumah, di pinggir kali
kecil. Sementara atapnya dinaungi pohon jipang yang berbuah lebat.
Di belakang rumah selain kandang kambing dan ayam si mbah
juga menanam cabe dalam pot. Cab gendot, cabe rawit dan cabe merah keriting. Hanya
dalam pot tapi lihatlah betapa banyaknya cabe-cabe itu. rimbun sekali dengan
warna warni yang cantik pula. Pohon jipangnya juga berbuah lebat sekali. Saking
lebatnya sampai tidak sanggup lagi dipanen, buahnya dibiarkan saja menua di
pohon seperti si Mbah yang menua sendiri tanpa pendamping. Duhh malah lebay
sayahh. Bayangkan jipang-jipang itu sampai ada yang menua dan kisut jatuh ke
tanah dan akhirnya bertunas di sana. Saya berniat membawa satu dua jipang tua
itu untuk dicoba di tanam di Bekasi, semoga saja bisa tumbuh ya. secara
udaranya berbeda sekali dengan di
pegunungan sini.
Jipang aka Labu Siam |
Komentar
Posting Komentar