Big Mistake in Your Grup Enjoyed



Big Mistake in Your Grup Enjoyed

Kebiasaan buruk saya (salah satunya) adalah malas membaca awal-awal chat di grup jika sudah tertinggal percakapan terlalu jauh. Akibatnya saya akan tertinggal banyak info yang (mungkin) telah dibahas sebelumnya. Saya pikir ‘biarlah nanti juga infonya bisa didapat seiring percakapan yang sedang berjalan,’ tapi nyatanya tidak demikian.
Di grup-grup kepenulisan yang saya ikuti biasanya topik yang dibahas runut dan jelas jadi jika saya terlambat gabung dan iseng komen, ‘sampe mana, ya?’ mereka akan bersamaan menjawab ‘scroll atas!!’

Tapi saya adalah saya yang sangat malas melakukan scroll atas … saya hanya menyimak sebentar, dan akhirnya dari komentar-komentar lainnya saya bisa menarik kesimpulan sampai mana topik yang sedang dibahas.

salah satu grup alumni SD yang saya ikuti :D

Tapi lain soal dengan grup yang tidak bertema. Di grup yang tidak khusus membahas pekerjaan, percakapan yang berjalan malah seringnya tidak membahas satu topik secara runut tapi aneka topik alias gado-gado. Ini yang terjadi di grup wa alumni yang baru saja saya ikuti.

Jadi begini, satu waktu saya mendapati grup sudah penuh, entah sedang membahas apa—dan saya tertinggal agak jauh. Mau join malas, mau nanya apalagi, lebih malas. Akhirnya saya tidak jadi ikutan nimbrung dalam percakapan itu. selang beberapa lama, saya tengok lagi sudah ada yang membahas soal lain. Nah, nimbrunglah saya di situ. Sambil menunggu komentar yang lain saya iseng scroll ke atas komen-komen yang ada… dan di situlah saya kaget. Saya melewatkan satu informasi tentang teman saya. Singkat cerita saya baru tahu jika salah satu istri teman saya itu sudah lama meninggal dunia dan kami (saya) sama sekali tidak tahu itu. duhh, maaf sekali. Saya tidak tahu info ini. Sebelumnya saya menganggap teman saya ini masih mempunyai satu keluarga utuh jadi kami asik membahas tentang keluarga masing-masing tanpa tahu mungkin hatinya sakit mengingat kenangan masa lalu (mungkin, loh… ini kan asumsi saya aja).

Itulah, saya menjadi sadar bahwa satu grup entah itu di medsos lain—selain wa—hanya memperlihatkan keadaan ‘luar’ seseorang saja. Jika kita ingin tahu kehidupannya lebih dalam—kehidupan nyatanya—tentu kita harus sering menggali info dari yang bersangkutan. Seringkali kita temui info di medsos sangat bertolak belakang dengan kenyataan. Saya jadi teringat pesan salah seorang teman (tidak hanya satu tapi juga beberapa) yang mengingatkan agar saya senantiasa memperhatikan keadaan teman-teman satu grup karena apa yang terlihat tak selalu sama dengan keadaan sebenarnya.

Intinya jika kita tergabung dalam sebuah grup kita harus lebih peka dan jangan malas scroll ke atas (yang terakhir ini pesan khusus buat saya). 
Ada sih beberapa pertanyaan di grup yang bikin saya bĂȘte…
~ lantas sampai mana naskah editannya mbak? jonggol
~ lalu naskah pesanan apa sudah digarap? Emang sawah digarap
~ Tulisan lain udah disetorkah? Nunggu debt colectornya nagih dulu
~ etc etc…   

Duhhh! Ini yang bikin saya malas buka grup pekerjaan. Alih-alih kepengin refreshing menikmati canda riang di grup, saya malah senewen dan uring-uringan karena terus menerus ditagih kerjaan.
Apalagi jika saya jawab, ‘eh… belum kepegang sama sekali, aye sibuk ngadonin kue lebaran mas, bang,’ so pasti saya langsung kena blacklist ga dapat thr parahnya saya ga dikasih orderan nulis lagi. :(
Jadi kesimpulannya, saya mesti tetap kudu harus mengikuti grup ’ringan’ demi menyeimbangan grup ‘berat’ itu. kalau tidak, kepala saya bisa pecah karena berisi banyaknya campuran topik, dari kuker pesanan hingga naskah pesanan. Xixixi... 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senantiasa Memurnikan Cinta

Cara Mudah Menyimpan Jengkol Agar Lebih Awet

Cara Mengenali Gula Merah Asli di Pasaran