Ikatlah Impianmu dengan Mewujudkannya Nyata

NICE HOMEWORK #1

Ikatlah Impianmu dengan Mewujudkannya Nyata

Dua pekan berada di kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional memberi saya banyak pelajaran. Seperti naik rollcoaster begitulah yang saya rasakan ketika berada di kelas. Terkadang merasa nyaman, berbaur dengan yang lain tanpa jarak merasakan damainya kelas dan saling bertukar pandangan akan banyak hal. Tapi pernah juga merasa terhempas ke satu titik di mana saya merasa jemu, merasa ini bukan dunia yang saya inginkan. Terlalu banyak kamuflase, entah apa. Mungkin karena saya menyukai keterbukaan. Untuk ini saya sediakan space lain di tulisan saya di lain kesempatan.

Baiklah, materi 1 Matrikulasi telah didapatkan dan Nice Homework (NHW)  pun sudah digulirkan. NHW 1 berkenaan dengan materi Adab Menuntut Ilmu. Masing-masing kita diberikan keleluasaan memetakan tujuan hidup yang ingin dicapai dan bagaimana cara meraihnya. Kali ini, dibebaskan menentukan jurusan ilmu apa yang akan ditekuni di universitas kehidupan ini.

Saya jika ditanya demikian, saya akan dengan lantang menjawab: saya ingin mempelajari lebih dalam ilmu komunikasi. Karena dari dulu cita-cita saya menjadi wartawan atau tukang nulislah minimal. Saya sudah memetakan cita-cita ini sejak lama, bahkan ketika UMPTN dulu *duhh ketahuan dah hidup di jaman apa saya* saya memantapkan pilihan Fakultas Ilmu Komunikasi sebagai pilihan pertama berharap sangat untuk bisa jebol di sana dan meraih impian. Tapi kita hanya bisa merencanakan sedang Allahlah penentunya. Saya terjerembab ke pilihan kedua yakni ilmu Fisika, jadilah saya tenggelam di dunia itu selama kurang lebih empat tahun. Saya tak menyesali takdir ini, masih bersyukur tidak terjebak di pilihan ketiga yakni Ilmu Matematika, bisa dipastikan saya akan berkecimpung dengan angka-angka selamanya.

Sejatinya saya anak IPA semasa SMA dulu, dan saya pun penyuka kedua ilmu pasti itu, Fisika dan Matematika. Tentu saja pilihan tersebut telah melalui perenungan yang matang oleh saya dan juga restu nyak babeh kala itu. Tetapi cita-cita saya yang ingin menjadi wartawan mengharuskan saya memilih Ilmu Komunikasi, tentu saja.

Dan kini meski tidak menjadi wartawan tetapi saya tetap bisa menekuni dunia tulis menulis yang menjadi kesukaan saya. Sejak sekolah,  kuliah dan hingga sekarang saya aktif menulis, menulis apa saja. Meski tidak intens tapi saya tidak men-cut kegemaran saya ini saat kuliah, menulis menjadikan saya bebas berekspresi. Keluar dari kejumudan tugas yang menyita banyak waktu, bete dengan rutinitas yang itu-itu saja, saya larikan dengan menulis. Tuliskan kejumudan dan kebetean itu dan hasilnya semua larung terbawa tulisan yang saya hasilkan.

Kekurangan yang menjadi sekaligus kelemahan saya, dulu saya tidak bisa berbicara di depan orang banyak, kini pun masih jika orang-orang tersebut tak pernah saya temui sebelumnya. Mungkin karena saya terlalu asik di dunia menulis menjadikan saya 'lupa' bagaimana ilmu berbicara yang benar. Karenanya saya ingin memperdalam lagi ilmu berkomunikasi dua arah dan banyak arah dengan sesama. Ketika konsep telah dikuasai dengan matang--saya telah menuliskan catatannya dengan rapi-- tapi ketika diminta untuk menguraikannya di depan beberapa orang saya suka mendadak blank--bukan gugup--tapi menjadi tidak fokus dan melenceng ke mana-mana. Ini yang menjadi alasan terkuat saya ingin bisa menguasai tehnik public speaking yang memadai.

So, saya mantapkan diri dalam hati, saya mesti menguasai ilmu public speaking yang keren, tehnik menguasai audience yang memadai, segala sesuatu yang berhubungan dengan komunikasi massa lah intinya. Kalau ada ilmu menyedikitkan rasa malu di panggung itu juga mesti saya kejar. Hahaha... #lebay pisan ya.

Bagaimana agar bisa menguasai semuanya? Tentu saja saya akan membuka diri dalam menuntut ilmu-ilmu itu, dengan banyak bertanya, tentu pada yang lebih kompeten dan berpengalaman di bidangnya. Sering mengikuti acara seminar-seminar berkenaan dengan hal tersebut. Bergabung dengan komunitasnya juga bersedia menerima masukan dan kritikan dari orang lain untuk kemajuan skill saya di bidang ini.

Seperti yang saya kutif dari apa yang fasilitator kelas kami tulis bahwa "Menuntut ilmu adalah salah satu cara meningkatkan kemuliaan hidup kita, maka carilah dengan cara-cara yang mulia" karenanya...
Selama ini, dalam proses pencarian ilmu untuk penambahan skill ini saya selalu berusaha menjadi gelas kosong yang siap menampung ilmu dari mana saja tanpa melihat siapa yang menyampaikannya. Terkadang saya juga merasa sok tahu, tidak bisa memungkiri itu pernah terjadi. Saya akan menghilangkan kebiasaan buruk itu perlahan namun pasti agar sikap jelek yang satu itu tidak betah lagi berada dekat-dekat dengan saya. Azzam yang kuat untuk berusaha menjadi lebih baik selalu ditanamkan di hati.
Bismillaaah semoga ke depannya apa yang saya lakukan selalu bermanfaat bagi keluarga dan sekitar saya serta menjadi tabungan di akhirat kelak. Aamiin

[Zya Verani, 23 Januari 2018]

#NHW # 1
#Day # 1
#Kuliah Matrikulasi Batch # 5
#Adab Menuntut Ilmu

Komentar

  1. Saya belum bisa buat beginian mba,tulisan panjang teratur... Jempols buat mba zya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huaaa... Maaf baru baca komennya mbak Jeanne. Thanks jempolnya mbak 😍
      Ala bisa karena biasa mbak, biasakan menulis panjang dalam bercerita dan komentar. Terima kasih sudah berkunjung 😘😘

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senantiasa Memurnikan Cinta

Cara Mudah Menyimpan Jengkol Agar Lebih Awet

Cara Mengenali Gula Merah Asli di Pasaran