Membangun Peradaban dari Dalam Rumah (part 1)
Nice Homework #3 Matrikulasi IIP Batch 5
Membangun Peradaban dari Dalam Rumah
Zya Verani
Nice Homework #3 ini sesuatuhh banget ya. Ya, di kelas Matrikulasi ini kita memang dituntut untuk selalu terbuka dengan hal baru. Termasuk pr nya 😂 Semakin hari semakin berasa tantangannya. 'Jika ingin naik level tentu ujiannya semakin berat para mbaksayy' begitu kira-kira semangat yang diberikan fasilatator kami.
Tema kuliah pekan ke tiga ini, Membangun Peradaban dari Dalam Rumah. Hhmm... berat amat ya. Peradaban apa, tentu saja peradaban dunia.
Adab dalam KBBI diartikan sebagai kehalusan dan budi pekerti; kesopanan; akhlak. Sedangkan Peradaban adalah hal yang menyangkut sopan santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa. Lingkupnya lebih luas ternyata. Karenanya saya mengartikan Peradaban di rumah adalah sebuah kehidupan yang beradab yang dimulai dari dalam rumah. Wow
Lantas tugas siapakah ini? Tentu saja tugas semua anggota keluarga untuk membangun 'peradaban yang keren' ini. Mesti ngapain? Tugasnya tentu sesuai potensi masing-masing--dan tentu saja di bawah komando emak--. Saya mesti menyelami karakter masing-masing untuk tahu potensi mereka. Tiga krucil dengan segala habit anehnya dan satu suami yang introvert, sungguh pr yang tidak main-main.
Ok, lets begin...
Tarik napas panjang dan siapkan amunisi: bakwan, lupis dan gemplong tentunya 😆😆
This is the real job...
A. Potensi Suami
Task pertama NHW #3 sebenarnya diminta untuk jatuh cinta lagi pada suami dan menulis surat cinta untuk suami lalu lihat bagaimana responnya. Dari sana akan terlihat potensi beliau seperti apa?
Sejatinya tanpa diminta pun saya akan selalu jatuh cinta lagi dan lagi setiap hari padanya #uhukk... karena ada saja sikapnya yang baru saya tahu. Lah, kok bisa? Begitulah 😂
Untuk menguliknya saya mesti bermain drama dramaan dulu. Pak Su adalah tipe introvert sejati, irit ngomong, super cool pulak. Alias ga akan bicara kalo tak ada pemantiknya. Mesti digetok palu dulu baru mengaduh. Ahahaa... karenanya saya melancarkan pemantik berupa kata-kata romantis hampir setiap hari. Cieee... serius setiap hari, bisa dengan status wa yang khusus hanya untuknya seorang, sengaja mengirim ke wa beliau atau bisa juga menyelipkan secarik note di sakunya--yang ini sering gagal karena beliau jarang sekali meraba sakunya--😁 hellowww it's always happend in over then 16 yo our marriage 😆😆
Berikut salahsatu kiriman saya buat suami yang saya jadikan status wa beberapa hari lalu...
Beib... Surga itu sangat dekat. Sedekat kebahagiaan yang kita syukuri, sedekat pintu-pintu luka yang kita sabari, sedekat jalan melintang yang kita lalui bersama.
Marilah menggapai surga dengan semua yang Allah titipkan pada kita. Lewat orang-orang tercinta, lewat masalah yang kita hadapi dan lewat pekerjaan kita.
Pekerjaan itu mendekatkan ke surga, beib. Bersabarlah dengan pekerjaanmu, meski berat, tetap semangaat ya... Love you 😘😘😘
Dan ini puisi romantis atau surat cinta ala saya yang kemarin malam saya kirim via wa kepada beliau...
Hanya untukmu
Tak dapat kupungkiri hanya kamu yang mampu meredam semua lakuku yang kadang tak terkontrol.
Hanya dengan tatapan mata kau bisa menjatuhkan aku hingga terduduk.
Hanya dengan genggaman tangan kau bisa meredam emosiku.
Hanya dengan sentuhan kau mampu menghipnotisku.
Rasanya terlalu bodoh buatku tak mengindahkan kehadiranmu.
Terlalu naif bagiku menafikan semuanya.
Meski tak pernah terucapkan kau pasti mencintaiku, kan
Maafkan aku yg beberapa hari ini menduakanmu.
Jangan berpaling dariku meski hanya sedetik.
Jangan tinggalkan aku meski kautahu aku terlihat kuat.
Aku... Ternyata butuh kamu.
Aku... Bergantung padamu akan semua hal.
Aku... Sayang kamu
Aku cinta kamu melebihi cintamu padaku yg tak pernah terungkapkan
Biar saja begitu, tak terungkapkan.
Tak terdefinisikan dengan kata-kata
Tak terbaca oleh mesin pencari apa pun.
Tapi aku yakin kamu akan selalu menempatkanku di sisi terdalam hatimu.
I love you more then you love me, beib.
Don't meragu... 😍😍😍
Intinya selalu memberikan kalimat penyemangat kapan pun dan di mana pun.
Kalau surat cinta beneran saya hampir tak pernah menuliskannya buat Pak Su, (entah juga, sayanya lupa mungkin hahaha) bagi saya sejumput puisi dengan kata-kata yang dalam lebih menyentuh dibanding surat cinta yang mendayu biru. Beda zaman mungkin ya sama para mbaksayy sekarang ini 😉*tutupmukaketauantuirnya
Responnya beraneka, dari cuma ditanggapi... iya, oke, oh 😃 makasih sayang, love you too, or kalimat gaje 'tunggu aku di peraduan' haha... Yang terbaru di atas direspon dengan kalimat... 'aku juga kedinginan dan butuh kehangatan' 😂😂
respon saeutik itu sudah biasa karena beliau bukan tipe romantis, justru kalo responnya panjang dan sedikit romantis ini yang aneh. Hihi... aya naon?
Nah, dari respon beliau saya semakin yakin dan terus menerus jatuh cinta kepadanya karena beliau lah satu satunya orang yang bisa memahami saya apa adanya. Saat saya terluka, sakit hati, terpuruk karena orang lain ia selalu tampil memberikan bahunya untuk sandaran dan nasihat menyejukan. Saya uring-uringan karena anak dan tetangga, ia menyiramkan kata-kata lembut bahwa inilah ujian kita, anak-anak dan tetangga juga adalah sarana untuk kita bisa naik tingkat di hadapan Allah. Kesabarannya tak bertepi, beda sekali dengan saya yang selalu tak terkontrol bila menghadapi masalah. Beliau sangat bisa mengatur emosi. Pribadi yang memaaafkan sebelum kata maaf terlontar dari bibir saya. Sungguh itu membuat saya malu. Kita saling melengkapi, saling berbagi, dan memahami itu yang membuat saya yakin Allah tak salah menganugerahkan dirinya kepada saya sebagai pendamping dalam menjalani hidup ini. Tanpanya, apalah saya... 😢😢
Pak Su, dengan segala ke-cool-annya adalah seorang pemimpin rumah tangga yang baik. Hanya dengan melihat tatapannya anak-anak sudah ngeri, beda dengan saya yang mesti bersuara dua oktaf baru didengar mereka. Beliau sangat berwibawa, lewat kata-kata yang cuma sekalimat saja anak-anak sudah tunduk. Kalo saya... jangan ditanya, mesti ceramah panjang lebar baru mereka sadar akan tugasnya.
Pesona beliau benar-benar mengalihkan perhatian anak-anak dari saya, padahal abinya ini jarang sekali bicara tapi mereka akan sangat dekat jika sudah saling bertukar cerita. Anak-anak akan cekikikan dan heboh sementara si abi nan cool tetap menjadi pendengar setia yang sesekali melempar joke gaje. Aah, mereka adalah para mutiara saya hingga akhir hayat.
Beib, maafkan istrimu yang masih banyak kekurangan. Bersama kita bisa membangun peradaban ini lebih baik lagi.
Komentar
Posting Komentar