Senantiasa Memurnikan Cinta
Senantiasa Memurnikan Cinta
Zya
Kebahagiaan satu pernikahan bukan diukur dari berapa lama usia pernikahan itu. Tapi seberapa lama cinta bersemi terus di dalamnya. Seberapa kuat memurnikan cinta selama kurun waktu berjalan. Terkadang hukum terbalik berlaku untuk ini. Semakin lama usia pernikahan cinta semakin kandas. Duhhh... jangan sampai itu terjadi.
Tentu kita tak ingin hukum terbalik itu berlaku juga pada pernikahan kita. Lantas bagaimana cara memurnikan cinta itu kembali?
Sebelum mengulik habis cara memurnikan cinta sebaiknya kita telaah dulu penyebab cinta itu mulai luntur. Di usia pernikahan yg tak muda lagi terkadang ada saja ujian yang datang melanda mahligai rumah tangga. Entah itu datang dari dalam maupun dari luar.
Ujian yang datang dari dalam biasanya berupa ketidakharmonisan dalam rumahtangga. Ketidakpuasan antarsesama pasangan yang tak terungkapkan bahkan hingga menahun, ini bisa memicu lunturnya cinta diantara keduanya. Ketidakterbukaan, rasa saling tidak percaya satu sama lain hingga saling melempar tanggungjawab terhadap anak. Apalagi jika didapati anak berlaku tidak sesuai harapan maka orang tua akan saling menyalahkan. Pola asuh siapa yang menyebabkan anak bertingkah demikian. Dan masih banyak penyebab internal lainnya.
Penyebab eksternal berkurangnya kemurnian cinta diantara sesama pasangan dalam pernikahan biasanya hadir dari dua faktor.
1. Keluarga
Keharmonisan rumahtangga seketika berkurang karena hadirnya keluarga lain di rumahtangga itu sendiri. Entah mertua, adik ipar, kakak ipar dan atau orang lain yang masih ada hubungan persaudaraan dengan keduanya.
Kehadiran mertua seyogyanya membuat kita bahagia, karena mertua selayaknya orangtua sendiri yang seharusnya kita sayangi dan hormati. Mertua juga menyayangi anak-anak kita dengan begitu tulusnya. Belum lagi anak-anak senang jika kakek neneknya datang berkunjung berlama-lama di rumah mereka. Tapi tidak demikian adanya. Ada saja yang tidak senang dengan kehadiran mertua di tengah-tengah keluarga kecil mereka. Mertua dianggap 'pengganggu' yang selalu saja mencampuri urusan rumah tangga anaknya. Mertua selalu saja ikut campur dalam urusan dapur, merawat kebun bahkan pakaian apa yang akan dipakai ayah hari itu. Semua ini membuat bete berkepanjangan para istri. Meski lebih banyak yang akur dan sehati dengan mertua daripada yang nyinyir. Saya pribadi sangat ingin berpartner dengan mertua tapi apalah daya mertua saya sudah renta, tak memungkinkan ia datang berkunjung ke rumah kami. Jadilah kami yang selalu menyambanginya ke kampung. Padahal saya membayangkan bisa berduet di dapur bersama mertua menghidangkan masakan kesukaan anak lelakinya. Saling berlomba menghias taman depan rumah yang hanya seuprit luasnya. Juga mendengarkan masukannya soal kerapihan dan kepantasan pakaian anak lelakinya dulu seperti apa. Bukankah itu sungguh mengasikan? Jangan malah dijadikan beban berkepanjangan. Dan akhirnya menimbulkan grasak grasuk yang tak jelas ujung pangkalnya. Kesal pada suami dan istri hingga cinta pun perlahan berkurang tanpa disadari.
2. Orang ketiga
Ini yang paling ditakuti. Hadirnya orang ketiga di tengah-tengah rumahtangga yang sedang kita bina. Entah ia hadir dengan sendirinya atau sengaja dibawa masuk. Naudzubillaah... Jangan sampai itu terjadi. Orang ketiga adalah pengganggu, mahluk paling jahat yang mesti kita usir sejauh jauhnya dari rumah kita. Orang ketiga ini biasanya datang dari teman lama, kawan di kantor, mantan dahulu bisa juga secara tak sengaja kenalan di media sosial. Ciri pasangan yang sedang 'demam' orang ketiga sangat mudah dikenali. Tiba-tiba saja jadi sangat peduli dengan penampilan, padahal sebelumnya tidak pernah. Sangat takut jika gadget jauh darinya apalagi tertinggal di rumah. Sebisa mungkin menghindar jika sedang khsuyu dengan hp-nya. Dipanggil pun lama menolehnya. Ini patut dicurigai ada apa di gadget itu sebenarnya. Yang mampu mengalihkan seluruh perhatiannya dari kita.
Baiklah, agar cinta tetap hadir dan selalu bersemi indah lagi dan lagi dalam rumah tangga kita maka kita harus senantiasa memurnikannya. Bagaimana?
• Sharing-lah sesering mungkin dengan pasangan anda tentang rumah tangga yang sedang kalian jalani. Tanyakan apa kekurangan kita yang mesti diperbaiki, apakah ia puas dengan pelayanan yang selama ini kita berikan.
• Sediakan waktu khusus berdua. Me time lah sesekali berdua saja tanpa melibatkan anak-anak. Jadikan momen tersebut untuk memurnikan cinta. Our me time biasanya dengan nonton bioskop berdua lalu makan malam yang romantis. Dilanjutkan curhat satu sama lain tentang diri masing-masing.
• Antar dan sambut suami sebelum berangkat dan pulang kerja. Kelihatannya memang sepele tapi ini membuat suami merasa paling diutamakan. Apalagi jika kita menyambutnya dengan pakaian yang rapi dan wangi. Tentu suami akan semakin betah di rumah.
• Selebihnya seperti rumah tangga pada umumnya. Kita harus selalu menyediakan waktu bersama keluarga dalam setiap kesempatan. Salat berjamaah, menonton acara televisi bersama, tertawa bersama sambil mendiskusikan acaranya. Keriuhan di ruang makan juga bisa menambah rasa cinta. Anak-anak biasanya melontarkan cerita dan keinginan saat makan bersama. Dengarkan mereka, jadilah pendengar setia dan beri solusi yang mumpuni jika mereka curhat permasalahan mereka.
• Saling terbuka, percaya satu sama lain dan tidak banyak menuntut.
Sebenarnya masih banyak cara kita memurnikan cinta dalam rumah tangga. Kitalah yang tahu di mana selanya karena kita yang mengarunginya bukan orang lain. Semoga rumah tangga kita selalu aman dan nyaman tanpa ada gangguan yang berarti dari dalam maupun luar. Semoga cinta kita selalu bersemi indah hingga akhir masanya tiba.
Pak Su, anak-anak... mari kita murnikan cinta, selalu.. bersama kita bisa.
Komentar
Posting Komentar