Ketika Titipan Itu Datang Lagi

Ketika Titipan Itu Datang Lagi 
Zya Verani

Bagi saya memiliki tiga anak yang berbeda karakter itu sudah cukup--untuk saat ini. Rauzan si sulung, sebagai kakak karakternya paling beda sendiri. Merasa superior sudah pasti, tipe penyendiri akut. Senangnya ngumpet di kamar seharian. Anime addict alias otaku banget. Satu hal yang membanggakan--sebenarnya banyak ding--si mamas cool ini sangat pintar. Iya, pintar dalam artian sebenarnya, ga malu-maluin deh kalo ditanya soal prestasi. Wiss ra sah diomongin tar dia makin banyak fans #geertingkatdewadehh

Azima, kami memanggilnya si kakak. Seorang gadis cilik yang frontal, blak-blakan, suka berdebat. Rauzan dan Azima kalo keduanya bertemu sudah pasti tidak ada yang mau mengalah. Adu argumen terus bawaannya. Bahkan soal jadwal mencuci piring aja mereka akan adu mulut. 

Aghnia, kami memanggilnya si Adek. Tipe pengalah, santai, terlanjur santai malah. Kami memberinya gelar si Leti alias lelet sekali. Tapi paling penurut diantara yang lain. Paling rajin juga makanya paling sering disuruh-suruh. 

Kakak dan Adek ini pecinta buku sejati, koleksi buku bacaannya bejibun dari mulai pict book, seri kkpk hingga seri bumi Tere Liye ada di lemari bukunya. Saat ini sedang menggandrungi seri dari Spirit Nabawiyah Community. #bukaniklan 


Nah, meski berbeda karakter tetapi ketiganya menunjukkan reaksi yang sama akan satu hal.  Apakah ituuuu?

Baru-baru ini bahkan mereka kompak bereaksi--memanyunkan bibir beberapa senti--saat saya mengabarkan satu berita gembira.

"Hey, kiddos... kalian akan punya adik," tegas saya. Ketiganya diam sesaat menelaah apa yang baru mereka dengar. Selanjutnya ...

"What???" Rauzan teriak paling keras. 

"Adik ...?" Azima melotot. 

"Dedek bayi maksudnya, mi?" Meski lembut tapi Aghnia juga tidak menyembunyikan kekagetannya. 

Selanjutnya terlontarlah protes mereka. 

"Hadehhh... Ozan udah mau kuliah, masa punya adik lagi, sih ..." Rauzan manyun. 

"Bakalan rempong dong nanti, yang ngurusin keperluan kita siapa dong ..." tambah Azima.

"Seneng sih punya adik, tapi ga mau dari bayi ..." komentar aneh Aghnia bikin kedua sodaranya merengut. 

"Mas Ozan kuliah ga perlu bawa adik bayi kan, kak Azima bisa mengurus sendiri keperluannya karena sudah besar, Aghnia mesti bersiap jadi kakak juga sekarang, makanya harus latihan menjaga adik dari bayi, supaya nanti kalo adiknya besar bisa jadi penurut deh seperti Aghnia." Jelasku panjang lebar. Tapi ketiganya tetap manyun. 

Hingga beberapa hari berselang ketiganya tidak ada yang merespon lagi tentang kabar kedatangan penghuni baru ini. Seperti biasa lagi, tidak ada yang berubah, padahal saya sudah mulai menunjukkan tanda-tanda hamil beneran (ya memang beneran hamil) tapi mereka masih cuek bebek. Saya mengeluh pusing, mual dan sering capek tapi ketiganya tidak ada yang bergerak apalagi bertanya.

 
Fyi, anak saya ketiganya tidak ada yang menyukai anak kecil--apalagi bayi--ga tahu kenapa. Mereka tidak ada yang 'care' sama anak kecil. Tetangga kanan kiri saya ada yang punya  balita usia 9 bulan, 11 bulan dan 1 tahun tapi si kembar tidak pernah sekalipun mengajak ngobrol ketiga bayi itu. Jangankan mengobrol, menegur saja tidak pernah. 

Saya sampai malu pada tetangga yang berkata, "si kembar kayaknya ga ngeh-an ya ama bocah kecil," ketika banyak anak-anak seusia mereka menonton sang nenek yang sedang memandikan salah satu bayi itu di halaman rumahnya pada sore hari--rumahnya pas di depan rumah saya--si kembar yang baru pulang sekolah tidak menoleh sama sekali malah langsung masuk dan menutup pintu gerbang rapat-rapat. 


Tapi baru-baru ini si sulung dan si kembar tiba-tiba saja berubah jadi satpam buat saya. Entah mendapat wangsit darimana mereka jadi sangat care pada saya. Rempong menyebutkan apa saja yang boleh dimakan dan yang tidak buat saya. Tidak boleh begini, tidak boleh begitu dan masih banyak aturan yang lain. Dan yang menghebohkan ... Aghnia bertanya tentang usia saya, 

"Umi, sekarang usianya berapa?" Tanyanya suatu sore. 

"Sekian ..." jawab saya. Mukanya langsung berubah seperti memikirkan sesuatu. Lantas masuk ke kamar dan kembali bersama Azima sambil membawa buku seri #KeoNoaki.

"Umi tahu ga, usia umi itu sudah rawan untuk melahirkan bayi lagi ..." ujar Azima yang duduk di samping saya. Saya tidak menjawab. 

"Umi tahu, kan, Mamanya Seb yang hamil lagi ... Seb ketakutan mamanya kenapa-kenapa," Ucap Aghnia dengan mimik khawatir. 

"Tapi adiknya Seb lahir dengan selamat, kan ..." sahut saya. Keduanya tersenyum tipis. Tapi masih terlihat aura kekhawatiran di wajah mereka. 

Ga lama datang PakSu dan si sulung yang pulang dari sekolah. 

"Serius amat lagi pada ngobrolin apa?" Tanya PakSu ikutan nimbrung. Saya mlipir ke dalam membuatkan teh manis hangat.

"Lagi ngomongin adiknya Seb,"

"Mamanya Seb yang baru melahirkan,"

"Oiya, Mamanya Seb ternyata hamil lagi, sama kayak umi tuh ... gimana kelanjutannya?" Suara si sulung sepertinya. 

"Seb ketakutan mamanya kenapa-kenapa, tapi akhirnya gapapa sih adiknya lahir dengan selamat," saya keluar dengan dua gelas teh manis hangat. Kelihatan sekali PakSu menyimak serius obrolan ketiga anaknya. 

"Mama Seb yang mana, sih?" PakSu menjawil lengan saya setengah berbisik. 

"Coba aja tanya mereka," saya tersenyum geli. 

"Twin, mama Seb siapa sih, tetangga kita bukan ... mas Ozan kok tahu, emang kenal?" Tanya PakSu kepo. Ketiga anaknya bukan menjawab tapi malah menarik napas. Saya sudah mulai tak bisa menahan tawa.  

"Seb temannya #KeoNoaki, di buku seri 5, kan mamanya hamil terus diceritakan Seb heboh ketakutan karena mamanya udah tua kok malah hamil, Seb takut mamanya meninggal saat melahirkan. Tapi akhirnya ibu dan bayi selamat, kabar ini ada di buku selanjutnya dan Mas Ozan belum sempat baca," jelas Aghnia panjang lebar. Ketiga anaknya memasang mimik lucu.

"Oalaaaahhh, ada di buku cerita tah ..." Paksu menepuk jidatnya sendiri. "Ternyata itu yang menyebabkan mereka mendadak jadi kakak siaga ya, mi ..." ucap PakSu lagi. Akhirnya kami semua tertawa.***

Cc: mami Betty, kak Ary Nilandari, kak Sanchan Eka Santi.

Komentar

  1. Aiihhh... Ada mbak Ranti 😍😍
    Alhamdulillaah mbak, hampir tiap hari rumah rame mbak.

    Aamiin aamiin, terima kasih doanya ya 😘😘

    BalasHapus
  2. Awwww...waaah...senengnya.. Kembar lagi ya mamake..Aduh pasti imut deh kalau kembar. Kalau cewek cantik imut secantik Azima dan Agnia. Kalau cowok ganteng banget kayak abang ozan, asal jangan kayak Ibby...
    #ga nyambung, biarin.
    Sehat terus ya mamake...pengen banget bisa ketemuan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huaaaaaa ada mami Betty 🙈🙈🙈
      Ayo kita ketemuaaaaaan 😍😍

      Aamiin.. .makasih doanya Mami. Cewek atau cowok atau kembar, tungguin aja loncingnya ya 😂😂😂

      Hapus
  3. Dilihat dari perutnya, kayaknya dedeknya cowok..wkwkwk daku sok tahu..:D

    BalasHapus
  4. Amiin, maunya aye juga cowok sih
    Tapi apa aja boleh 😆😆😆

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senantiasa Memurnikan Cinta

Cara Mudah Menyimpan Jengkol Agar Lebih Awet

Cara Mengenali Gula Merah Asli di Pasaran