Sebuah Kado Pernikahan

Sebuah Kado Pernikahan

Zya Verani

 
Beberapa waktu lalu pernah menulis tentang jodoh. Memang benar adanya kalo jodoh itu akan datang di masa yang tepat. Tepat saat kita telah benar benar siap menerimanya.  

Pekan ini saya menghadiri dua pernikahan. Pernikahan adik ibu saya dan satu lagi pernikahan sahabat saya sendiri. Keduanya adalah perempuan yang menikah di usia yang sudah matang. Adik ibu saya atau saya memanggilnya 'encing' sudah berusia di atas 40 tahun. Kondisinya yang belum menikah hingga awal tahun kemarin sempat membuat keluarga galau. Tapi ia tetap menghadapinya dengan santai. Sudah lewat masanya bagi dirinya untuk bermelow ria menanggapi seloroh demi seloroh soal jodoh yang tak kunjung datang.  

Pun begitu dengan sahabat saya, baginya jodoh tidak lagi jadi satu topik serius yang perlu dibicarakan tiap kali kami bertemu. Ia cenderung lebih berminat mendengarkan ceritaku tentang anak-anak dan keluarga. 

Bagi saya itu adalah satu sikap 'pasrah tapi bukan menyerah' pasrah kepada takdir Allah yang akan membawanya. Keduanya telah mempercayakan dirinya pada Allah, Allah akan memberikan yang terbaik untuknya.

Dan Allah yang Maha Tahu kapan waktu yang tepat untuk mereka. Dan kemarinlah saatnya. Penantian panjang dengan lika liku aneka perasaan berhasil mereka lewati dengan mulus. Jodoh itu datang menghampiri tanpa mereka sibuk mencari. Subhanallaah... semoga sakinah mawaddah warahmah. 

Berikut secuil tulisan singkat sebagai kado pernikahan untuk kalian berdua... 

Jangan Ada Kata "Berpisah"

Berkomitmen untuk hidup bersama dengan seseorang sepanjang sisa usia memang bukan hal yang mudah, menikah sekali lalu mencintai orang yang sama berkali kali memang butuh perjuangan--apalagi orangnya belum dikenal sama sekali.

Perpisahan terjadi saat salah satu memutuskan menyerah, berhenti berjuang untuk saling membahagiakan, perpisahan ada saat salah satu memutuskan untuk berhenti mencintai, yang terparah bosan untuk selalu bersama. Naudzubillaah... 

Tapi menurut saya tidak ada satu pun alasan yang membuat seseorang menyerah jika masih ada cinta, bukankah masih ada berjuta alasan yang membuat cinta itu selalu kuat mengikat. Saling memiliki satu sama lain adalah salahsatunya. Saling melengkapi juga menjadi alasan lainnya. Dan beribu alasan lain yang bisa dipetakan sendiri. 

Karenanya jangan sibuk mencari cari alasan untuk berpisah jika alasan bersatu masih banyak. Karena luka perpisahan tak bisa disembuhkan hanya oleh kata-kata penyesalan.

Jangan pernah berpaling ke lain hati meski hati yang lain itu terlihat lebih baik. Karena sebenarnya itu hanya kamuflase saja. Semua yang indah jika bukan pada jalurnya pasti akan berakhir menyedihkan. Semua yang terlihat baik jika bukan pada tempatnya pasti akan berakhir buruk. Astaghfirullaah... 

Ada sebuah kutipan yang sangat saya suka... 

“Jika kamu ingin bahagia dalam sebulan, nikahi orang yang kamu cintai. Jika kamu ingin berbahagia untuk selama-lamanya, bahagiakan orang yang kamu nikahi.”

Selamat menikmati hari baru dalam sebuah penjara yang membahagiakan, sahabat. Selamanya saling mencinta dalam suka dan duka hingga akhir hayat dan dipertemukan kembali di surganya kelak. 

Pssst... kita bisa hamil barengan nih, buruaan ya. Wkwkwkwkkkk
Oiya, kita masih bisa me time lagi kan... dapat bocoran dari penulisnya film Insyaallah Sah 2 akan segera tayang, loh. 
#komporbangetsayahhh 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senantiasa Memurnikan Cinta

Cara Mengenali Gula Merah Asli di Pasaran

Day 14 Al-Qur'an Journaling ~ Qs. Al Isra:7 ~ Senantiasa Berbuat Baik