Tentang Kematian

Tentang Kematian

إ نَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

"Kita ini milik Allah, dan kepadaNya kita kembali”

إِنَّ ِللهِ مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلَّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمَّى فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ.

“Sesungguhnya adalah hak Allah untuk mengambil dan memberikan sesuatu, segala sesuatu di sisi-Nya ada batas waktu yang telah ditentukan, oleh karena itu bersabarlah dan berharaplah pahala dari Allah (dengan sebab musibah itu).” [HR. Al-Bukhari no. 1284 dan Muslim no. 923]

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." [QS. Ali Imran, 3:185]

Saat orang lain mengadukan rasa sakitnya kehilangan orang yang dikasihinya pada saya, saya berusaha menghiburnya agar tak larut dalam kesedihannya. Saya mengatakan bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mengalami kematian. Saya ingin ia mengikhlaskan yang telah pergi. Dan menatap ke depan bersama hari baru yang sudah menantinya.

Ah, berucap itu memang mudah. Saat ini saya mengalaminya sendiri. Duka seharian tak cukup untuk mengungkapkan kesakitan ini. Ya, saya sekarang tahu rasanya kehilangan, tahu rasa perihnya ditinggalkan.

Seorang anak asuh saya pergi karena kanker kemarin. Ia menyimpan duka itu sendirian, ia menyembunyikan sakitnya dengan amat manis. Saya menyesali diri kenapa tidak peka terhadap perubahannya akhir-akhir ini. Ia semakin kurus dan kurus. Meski semangatnya tetap ditonjolkan tapi ternyata tatapan sayunya menyimpan sesuatu.

Nak, kenapa kau tidak mempercayai saya yang sudah menganggapmu sebagai anak sendiri? Kenapa kau rasakan duka itu sendirian? Maafkan kami yang terlambat menyadari sakitmu.

Kini kau telah bahagia di sana, Allah lebih sayang padamu, Nak.

Sesungguhnya kematian merupakan misteri bagi manusia. Tak seorangpun yang tahu kapan datangnya. Namun satu kepastian bahwa ajal (waktu kematian) seseorang sudah tercatat jauh hari di Lauhul Mahfudz sebelum manusia diciptakan. Dan ketika seseorang sudah tiba ajalnya, maka tidak bisa dimajukan barang sesaat ataupun dimundurkan. Allah subhaanahu wa ta'ala, berfirman:

"Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” [QS. Al A’raf: 34]

Setelah kematian maka kesempatan beramal telah habis. Manusia akan mendapatkan balasan dari amal-amal perbuatannya di alam kubur, berupa nikmat atau adzab kubur. Dan ketika sudah terjadi kiamat, dia akan dibangkitkan dan mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya di hadapan Allah.

Maka barang siapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.“ [QS.Al-A’raf:35]

Yang pergi tak akan mungkin kembali, sudah tenang di tempat yang Allah janjikan. Lantas bagaimana dengan yang ditinggalkan? Duka itu tak  akan cepat bisa berlalu. Kenapa move on dari kehilangan itu teramat sulit? Karena kita sangat mengasihinya. Berjuta kenangan tak akan mungkin sirna begitu saja setelah semuanya berakhir. Ia akan menetap dalam memori kita.
Jangan, jangan dilupakan, sekuat apa pun kita ingin melupakan justru ingatan itu akan terus menghantui kita sepanjang waktu.

Bagaimana cara kita kembali kuat?

Seperti yang selalu saya katakan pada setiap diri yang terjatuh karena ditinggalkan, move on-ah. Tataplah hari baru di depanmu, itu masamu yang sekarang. Jangan lagi menoleh ke belakang saat kehadirannya asa di sisimu. Kita tak ingin membuat dia yang pergi kecewa bukan? Ia tak ingin kita berduka dalam-dalam karenanya. Bangkitlah dan jadilah seperti harapannya.

Saya ditinggalkan seorang anak asuh begitu sakit dan perihnya. Tak ingin berbicara seharian, tak ingin menanggapi siapa pun. Saya terpuruk untuk hari kemarin. Saya abaikan anak-anak lainnya yang sebenarnya lebih membutuhkan saya, mereka juga butuh transfer kekuatan untuk menghadapi kenyataan jika teman mereka sudah tak ada lagi membersamai hari-hari mereka nanti. Saya terlalu yakin mereka akan baik-baik saja.

Hari ini saya kembali, Nak... memberikan lagi motivasi baru untuk kalian, semangat baru dan tujuan baru. Kita akan melanjutkan cita-cita temanmu yang telah pergi. Jadilah seperti yang kalian mau, bermanfaat bagi banyak orang dengan kebaikan yang kalian punya. Buat temanmu bangga memiliki kalian.

Meski di sudut sisi yang lain saya masih terluka tapi saya yakin dia yang telah pergi memberikan kekuatan untuk saya agar bisa bangkit bersama mereka.

Zya Verani

Komentar

  1. Tetap semangat ya Zya... Semoga almarhum atau almarhumah ditempatkan di sisi terbaik Miliknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, makasih doanya mak Qadriea 😘😘

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senantiasa Memurnikan Cinta

Cara Mengenali Gula Merah Asli di Pasaran

Day 14 Al-Qur'an Journaling ~ Qs. Al Isra:7 ~ Senantiasa Berbuat Baik