Sabtu Sore Hingga Malam Bersamanya

Sabtu Sore Hingga Malam Bersamanya

Sore hingga malam kemarin saya berbincang dengan seorang perempuan yang luar biasa tangguh dan kuat. Ia perempuan yang kuat dalam kehilangan, ia juga kuat bertahan dalam badai. Dan yang membuatku kagum terhadapnya dia kuat bahkan ketika orang yang selama ini menjadi sandarannya bergeser hingga ia jatuh terjungkal, lalu tersakiti oleh dia yang tergesa-gesa meninggalkannya. Lantas menginjaknya agar bisa bahagia dengan yang lain di atas darah dan lukanya.

Saya sedang tak ingin membahas tentang sandarannya yang tega berkhianat terhadapnya apalagi sibuk mencari tahu siapa pihak ketiga yang sungguh tak punya hati merebut lelaki pengecutnya itu. Baginya, cukup menjadi pelajaran saja dan tabungan amal di akhiratnya kelak. Ia malah bersyukur Allah membukakan siapa sebenarnya lelaki pujaannya itu. Begitu simpel, ia tak menghujat Allah namun menerima dengan lapang dada takdirnya.  MasyaAllah....

Mungkin kalau itu terjadi pada saya, saya sudah stress, depresi atau--jangan sampai sih--bunuh diri karena tidak kuat melihat kekasih tercinta memilih cinta yang lain dan mengempaskan saya. Bagaimana mungkin saya bisa menerima itu terjadi, membayangkannya saja rasanya tak mampu.

Tapi tidak untuk perempuan ini, hari-harinya ia lalui dengan banyak berdzikir. "Jika dikatakan tidak kecewa itu bohong, saya juga sempat bersedih tapi tidak kelamaan," ujarnya. Untuk apa bersedih berlama-lama sementara yang pergi telah bersenang-senang dengan yang lain. Keringkan airmata, hapus semua kenangan, restart lagi hati kita kalo perlu sampai bersih supaya nanti bisa cepat ada yang mengisi lagi 😃

Lagi-lagi sesimpel itu, ia bahkan tersenyum lebar mengatakan bahwa cara tercepat melupakan kesedihan adalah dengan  move on yang cepat pula agar tak berlarut dalam kekecewaan yang dalam. Ia warnai harinya dengan banyak mendekatkan diri kepada Allah, bertilawah sesering mungkin dan senantiasa memelihara wudhu.

Dan malam ini saya bisa melihat perempuan ini telah sembuh dari lukanya, senyumnya yang manis mulai terlihat lagi. Hidupnya mulai membaik pelan-pelan, tak ada lagi mata cekungnya, dan badannya mulai berisi lagi setelah sempat drop beberapa waktu lalu. "Alhamdulillah ala kulli hal" katanya.

Iseng ia berujar pada saya, "jika ingin kurus suruhlah lelaki kesayanganmu menelikung di belakang niscaya kau akan kurus dalam sekejap" Ooh nooo...! 😞😞😞

"Semua yang datang dari Allah itu selalu baik," bisiknya, "serahkan hati kita dalam genggaman Allah, Allah Maha membalas luka, dia tahu siapa yang melukai kita, tugas kita hanya mencariNya, kembali padaNya, minta maafnya Allah, Allah pasti bantu" damai banget mendengarnya. Segala dari Allah ga sia-sia, awalnya saya datang hanya untuk bersilaturahmi tapi ternyata malah mendapatkan bonus pelajaran yang sangat berharga.

Saya belajar kuat darinya... bahwa semua masalah yang kita anggap pelik tidak semuanya terlihat sulit jika kita mampu membersamai masalah itu bukan menjauhkan masalahnya. Menjauhkan masalah sama artinya membuat masalah itu berlarut bersama kita. "Hadapi, nikmati dan serahkan semua padaNya." pesan terakhirnya pada saya.
Sebelum saya benar-benar melangkah keluar ia berseloroh lagi, 'menulislah dengan bijak niscaya kau akan bersinar terus.'
#makjlebbb pisan #Ini pr buat saya 

15/04/2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senantiasa Memurnikan Cinta

Cara Mengenali Gula Merah Asli di Pasaran

Day 14 Al-Qur'an Journaling ~ Qs. Al Isra:7 ~ Senantiasa Berbuat Baik