Guru Bukan, Sih, Saya?

Guru Bukan, Sih, Saya? 

Di rumah saya membuka les mata pelajaran untuk anak-anak SD, terkadang ada juga anak SMP yang memaksa ikutan. Emaknya ding yang memaksa les daripada si emak pusing dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan anaknya yang tak bisa ia jawab. Belum lagi urusan domestik yang ga kelar-kelar. 

Kembali ke soal les. Les saya ini awalnya acara belajar bersama antar si kembar dan beberapa temannya. Jika ada pelajaran yang mereka tidak bisa atau sulit menemukan jawabannya setelah mereka utak atik (matematika kalo ini) kembar akan lari ke saya untuk menanyakannya dan selesailah permasalahan. Teman-teman mereka dan juga para ibunya berinisiatif menyuruh saya membuka les saja daripada tiap hari anak-anak harus bertanya ke saya tanpa ada jeda waktu. Akhirnya saya mengiyakan, yaaa... di rumah juga tidak ada aktivitas yang berarti cuma kongkow santai aja sama tetangga kenapa tidak dimanfaatkan ke arah yang lebih baik, pikir saya. 

Ga lama beberapa anak lain berbeda usia mulai berdatangan untuk belajar juga. Sebelumnya hanya si kembar dan teman-temannya sesama kelas 6 SD saja. Tapi kemudian berdatanganlah para tetangga beserta anaknya yang kelas 1-3 mengeluh sulitnya mengajari anaknya membaca dan berhitung. Ada juga yang mengeluh pelajarannya sudah mulai susah dan mereka tidak bisa lagi mengajari--ini untuk kelas 4-6 SD. Ada juga beberapa anak teman saya jaman sekolah dulu ikutan les padahal mereka sudah SMP. Aduhh bagaimana ya, pelajarannya sudah sulit dan memaksa saya membongkar kembali ingatan. Mau ditolak ga enak, dijalani juga piye... ya wis dicoba dulu aja. Dan akhirnya anak-anak senang karena katanya apa yang saya ajarkan mudah dimengerti. 

Saya tidak mematok biaya untuk les ini. Semua terserah mereka saja. Anak-anak yang menentukan. Uang yang mereka kumpulkan pun akhirnya kembali ke mereka lagi dalam bentuk makanan dan beberapa alat tulis. Nah, karena tidak ada batasan iuran, beberapa anak jadi menggampangkan... mereka akan datang les ketika ada pekerjaan rumah saja, jika tidak ada PR dari sekolah mereka blas tidak datang. Akhirnya ini merembet ke anak-anak yang lain. Malah pernah seharian hanya ada satu orang anak yang datang. Akhirnya saya hanya mengajari tiga anak saja termasuk si kembar di dalamnya. Terkadang tidak ada yang datang... ya, saya tidak kecewa, toh bukan saya yang berinisiatif mengadakan les. Tapi sepertinya mereka perlu berdisiplin. 

Katanya hari ini adalah Hari Guru, si kembar dan temannya sibuk menyiapkan hadiah untuk guru mereka. Lalu saya? Saya ini guru bukan, ya?  Kan hanya mengajar sambil bermain saja... Hhmm. 

Untuk para guru yang sudah berjuang keras membentuk anak didiknya hingga menjadi baik, selamat hari baik untukmu. Selamat Hari Guru semoga kesejahteraan selalu bertambah untuk para guru di mana pun. 

#zyasstory
#TantanganRumlitIPBekasi
#DiariIbuProfesional
#CeritaIbu
#CeritaKeluarga
#CeritaKita

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Awali Hari dengan Sarapan Bergizi

7 Aktivitas Seru Bikin Ibu Rumah Tangga Jauh dari Stres

Cara Mengenali Gula Merah Asli di Pasaran