Sup Ayam Rasa Sayang

Sup Ayam Rasa Sayang 

Kali ini, saya memasak sup ayam (lagi). Iya, hampir seminggu tiga kali saya membuatnya. Anak-anak paling suka sup ayam, apalagi si sulung hanya suka sup itu. Terkadang saya hampir bosan memasak yang itu itu lagi. Tapi tak apalah yang penting semua hepi. Paling emak yang ga hepi karena uang belanja habis sebelum waktunya. Huhuhu... 

Dalam rangka pengiritan, saya kadang memadukan ayam dengan bahan yang lain. Seperti sosis, jamur, telur puyuh atau bakso. Ayamnya cukup satu potong saja lalu dicincang kecil-kecil. Duhhh, mak... irit emen tah #tutupmukapakepanci

Saya malah pernah menambahkan seikat bayam dalam panci sup ayam jadi namanya berubah menjadi sup ayam bayam. Sekali lagi, selama anak-anak suka, saya akan tetap berkreasi (baca: mencari alternatif pengiritan yang lain). Sebenarnya di sinilah jiwa kreatif saya sebagai ibu dibuktikan. Apa saja kekreatifanmu, mak? Sampai di mana usahamu memberikan yang terbaik untuk anak-anak. Terlepas dari murah atau mahal tapi tetap bergizi baik menurut ukuran saya. #upss... 

Karena hari ini hari libur jadi saya memasak tidak terburu-buru karena anak-anak pun masih asik di kamarnya masing-masing. Biasanya akan rempong setelah tukang cuci + nyetrika saya datang karena si encing ini akan bergerilya mencari baju-baju kotor yang akan dicuci dari kamar mereka. 

Sup ayam kali ini saya jodohkan dengan sosis ayam (lagi). Tempe dan tahu goreng serta sambal terasi telah rapi terhidang di meja makan. Suara tangis baby Shaki terdengar, alhamdulillah baby bangun setelah beres semuanya. Duo kembar juga memunculkan wajahnya dari balik pintu bertepatan dengan suara encing yang telah ada di depan rumah. Si sulung malah sudah ngeloyor ke dapur atau mungkin ke kamar mandi. Kehadiran baby Shaki ternyata sangat membantu umi membangunkan ketiga kakaknya dengan tangisnya. Thanks my babygirl. #ketjupbasahh

"Asiiik sup ayam lagi, kan?" Seru si kakak Azima seraya membuka tudung saji di meja makan.

"Benar kan, aromanya sudah tercium dari kamar tadi..." Kak Aghnia menambahkan. 

"Kayaknya setiap hari umi masak sup ayam terus, kalian ga bosan?" Si encing ikut nimbrung melihat apa yg tersaji di meja. Encing ini masih saudara kami jadi sudah terbiasa ujug-ujug hadir di antara kami. 

"Ga dooong..." kompak si kembar menyahut. 

"Gimana bisa bosan kalo setiap memasak umi meramunya dengan cinta dan sayang. Itu bumbu yang paling spesial yang hanya umi yang punya buat kita, ya kan mbar?" Sahut si sulung yang baru saja nongol dari kamar mandi. Si kembar mengacungkan jempol mereka. 

Aiihhh... bisa juga si sulung ngomong lempeng #eh maksudnya berbicara serius begitu, biasanya sulung ini selalu cuek dan terlihat tak mau tahu. 

"Eeh, bukan sup ayam aja sih yang pakai bumbu sayang dan cinta... semua lauk dan masakan umi selalu dimasak dengan sayang untuk kalian, karenanya kalian harus suka semuanya," seru saya memanfaatkan momen. Ketiganya malah manyun. Sepertinya akan gagal lagi usaha saya membujuk mereka agar menyukai sayuran lain. 

Tak mengapa mereka hanya suka sup ayam, seiring doa yang selalu saya panjatkan insyaallah mereka akan menyukai semua masakan saya. Tidak hanya sup ayam karena semua masakan saya selalu dimasak dengan cinta dan sayang untuk keluarga tersayang. 

#zyasfamily
#zyasstory
#TantanganRumlitIPBekasi
#DiariIbuProfesional
#CeritaIbu
#CeritaKeluarga
#CeritaKita

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senantiasa Memurnikan Cinta

Cara Mudah Menyimpan Jengkol Agar Lebih Awet

Cara Mengenali Gula Merah Asli di Pasaran