Spirit 212 Juga Ada di Rumahku

Spirit 212 Juga Ada di Rumahku

Hari ini kaum muslimin dari penjuru negeri sudah memadati monas sejak semalam. Bahkan ada yang sudah sampai sejak waktu isya. Dua tahun lalu saya adalah bagian dari mereka, merasakan euforia itu, kebanggaan membela Islam dengan menjejakkan kaki sendiri tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. 

Setahun kemudian saat reuni pertama 2017 saya pun ikut berdesakan di kereta untuk mencapai titik kumpul di Monas lagi. Saya berdua sahabat melangkah pasti dan menanggapi senyum-senyum semringah yang menyapa kami. Meski tak mengenal tapi kami merasa begitu dekat dengan mereka yang juga hadir memadati Monas kala itu.

Tidak ada yang memaksa kami untuk datang, apalagi membayar kami. Kami datang dengan keikhlasan membela agama kami dan menginginkan Indonesia yang lebih baik. Nyinyiran mungkin ada, tak percaya dengan itu semua. Tapi biarlah...

Apa yang menyebabkan itu semua. Iman di hati jawabannya. Mereka semua bergerak dengan iman yang sama dan tekad kuat yang juga seragam. Membela Islam dan kaum muslimin. Karena kami juga ingin Indonesia lebih baik. 

Kini euforia itu bergelora lagi. Tapi saya takbikut serta di dalamnya. Pun dengan keluarga. Karena baby Shaki yang tak mungkin diajak serta. Akhirnya saya merelakan untuk tidak bisa bergabung dengan saudara seiman di sana. Tapi hati saya telah lebih dulu sampai sejak kemarin. Sebenarnya seorang sahabat yang tahun lalu membersamai saya sudah membujuk jauh-jauh hari agar saya ikut lagi. Tapi saya bergeming, saya melihat baby Shaki belum cukup kuat untuk itu, usianya baru 2.5 bulan masih rentan dengan virus dan bakteri saya khawatir ia terpapar sakit. Apalagi sahabat saya itu mengajak kami berangkat setelah isya. Wow saya tak bisa membayangkan jika baby Shaki rewel. Sudahlah... saya mendamaikan hati. Saya bisa melihat perkembangan keadaan di sana lewat berita dan laporan mata langsung dari teman-teman di sana. 

Dan benar saja, laporan mereka sungguh membuat saya envy. Betapa kemahsyukan dan keajaiban keajaiban kecil yang terjadi membuat kami tak henti menyebut asmaNya. Inilah persaudaraan berdasarkan iman itu tanpa pamrih tanpa melihat asal tanpa melihat kedudukan. Makanan melimpah ruah, suasana kondusif aman dan nyaman. Rumput pun aman dari injakan. Dan sahabat saya sepertinya sengaja mengirimkan foto bayi dalam stroller yang sedang tertidur puas. Damai sekali tidurnya, nyenyak tanpa gangguan padahak sekelilingnya ingar bingar suara para habib bergema dari segala penjuru. MasyaAllaah... 

Saya spontan memeluk dan mencium baby dhaki dalam gendongan. Kita juga akan di sana tahun depan ya Nak bersama para kakak dan juga abi. InsyaAllah... 

#spirit212
#zyasstory

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senantiasa Memurnikan Cinta

Cara Mudah Menyimpan Jengkol Agar Lebih Awet

Cara Mengenali Gula Merah Asli di Pasaran