Hikmah Di Balik Musibah

Hikmah Di Balik Musibah 
Zya Verani 


Si kembar dan saya melihat lihat para tetangga yang sibuk membersihkan sisa sisa bekas banjir dua hari kemarin. Membantu sebisanya apa yang bisa dikerjakan. Hati saya mencelos saat si kembar berulangkali mengucap syukur tak terhingga karena kami tidak terdampak banjir.  

Malam tahun baru kemarin hujan lebat sekali. Imbasnya, pagi harinya tetangga yang rumahnya agak rendah di bawah kami kemasukan air akibat Kali Jambe yang meluap. Kami bahu membahu membantu mereka mengangkut barang barang yang bisa diselamatkan. 

Malamnya hujan kembali datang, alhamdulillah air tidak terlalu naik dan esoknya cuaca terang benderang. Akhirnya air pun surut dan menyisakan banyak lumpur serta sampah di dalam rumah. 

Si kembar berceloteh, "pasti lebih capek bersihinnya daripada angkut angkut kemarin." katanya. Mereka berdua membantu membersihkan teras tetangga yang dipenuhi lumpur. 
Betul sekali ternyata, tak seperti kedatangannya, melepas kepergian banjir ini lebih capek karena harus ekstra kerja keras agar lantai kembali kinclong dan nyaman buat gegoleran lagi.  

Hati membuncah begitu melihat rumah kembali bersih dan lantai bisa buat ngaca lagi, kata tetanggaku. Kami bertos ria begitu pekerjaan bersih bersih usai. Si kembar dan teman temannya pun terlihat senang. Hihi... senyum mereka melupakan semua gegap gempita akibat banjir kemarin. Bagi mereka banjir itu cuma mimpi aja deh. 

Emak pun berusaha bijak memberi wejangan... 

Begitulah, di kehidupan kita ini Allah senantiasa menyiapkan rencana rencanaNya dengan matang sebagai takdir kita. Entah itu episode kesenangan yang memercikan buncah bahagia untuk kita dan orang orang tersayang, ada pula episode kesedihan yang memilukan dan menyayat hati tak terperi. Atau musibah yang datang tidak diduga yang membuat kita panik, tak nyaman, grasak grusuk, bahkan sampai memaki dan menyalahkan orang lain. Sampai ada juga yang menyalahkan gubernur tetangga #uppsss

Tapi, sesungguhnya musibah yang datang itu tentu tak bisa kita menolaknya karena sudah menjadi bagian dari takdir kita. Tinggal bagaimana kita menghadapinya, kan. Seperti banjir yang dialami para tetangga dan juga banyak teman kami kemarin itu. Setelah banjir usai dan mulai berbenah, membereskan apa apa yang perlu dibersihkan dan diperbaiki. Selayaknya itu adalah upaya pembersihan diri, muhasabah untuk kita agar kita mampu memetik hikmah dari tiap kejadian. Hingga akhirnya kita keluar sebagai pemenangnya. Merasa lapang dada, ikhlas dengan ketentuan yang telah Allah gariskan.  

Bukankah Allah telah mengatakan, "Bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan." 
Jadi yakinkan saja diri kita bahwa Allah pasti menghadirkan solusi di balik masalah yang Ia berikan. Tinggal kitanya saja yang harus berusaha keras agar bisa lolos dari ujian ini. Untuk apa? Agar bisa naik kelas. Allah sayang kita, untuk itulah kita diuji. 

Bersyukur kita masih diberikan ujian, karena jika hidup kita flat flat aja, nyantai kek di pantai yang tenang tak berombak. Saat itulah kita harus waspada kenapa Allah tak menghadirkan ujian dalam hidup kita. Apakah Allah melihat kita tidak pantas untuk naik kelas? 

"Nah lo, berarti Allah nyuekin kita dong mi?" 

Deg! 

Allah nyuekin kita? dicuekin paksu seharian aja udah uring uringan. Tapi Allah cuekin malah ga sadar. Astaghfirullaah... 

"Karenanya kita harus me-review lagi apa yang telah kita lewati tahun kemarin apakah masih ada ujian Allah yang kita abaikan. Tidak ikhlas, banyak mengeluh... dan sebagainya." Celoteh emak lagi.  

Menyadari begitu banyak peristiwa yang kami alami sepanjang tahun lalu, suka duka, sedih bahagia ada semuanya. 
Akhirnya kami beristighfar bersama sama dan berdoa semoga Allah senantiasa menyayangi kami semua. Dan kami bisa lulus menghadapai tiap ujian yang diberikan. 
Mari bersemangat lagi menjalani takdir. Tahun baru semangat baru gaes... #bighug 

#newzya2020
#zyasstory
#zyasfam
#2020lebihbaik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senantiasa Memurnikan Cinta

Cara Mudah Menyimpan Jengkol Agar Lebih Awet

Cara Mengenali Gula Merah Asli di Pasaran