Ngaji, Yuk

Kajian Masjid Al Azhar Summarecon, Bekasi
23 Januari 2020

Sejak Gadis Hingga Menjadi Ibu
Ust. Muflih Safitra M.sc 



Alhamdulillah meski sendirian saya akhirnya jadi juga berangkat ke kajian ummahat di masjid Al Azhar Summarecon pagi tadi. Dan ternyata materi yang disampaikan bagus sekali. Berikut saya sampaikan beberapa ilmu yang sempat saya catat.

Bismillaah...

Fase-fase kehidupan seorang wanita hingga jadi Ibu itu seperti membangun rumah. Apa saja yang harus dipersiapkan?

Fase Gadis 

Dalam membangun rumah biasanya yang disiapkan dulu adalah lahannya. Jenis lahan itu macam-macam, ya... ada yang keras, ada yang siap bangun ada juga yang mesti diuruk dulu. Pribadi wanita itu beraneka ragam, ada yang memang lembut dari sananya, ada yang dari kecil sudah terdidik dengan baik, ada pula yang memerlukan banyak sentuhan untuk perbaikan--dalam artian perlu banyak belajar lagi. Tahap awal menyiapkan lahan inilah yang disebut fase gadis.

Nah, apa yang seharusnya dilakukan seorang gadis di masa kehidupannya sesuai syariat :
1. Menuntut ilmu syar'i, khususnya berkenaan dengan ibadahnya sehari-hari. Misalnya: mempelajari tata cara salat, tata cara mandi junub, dll.

2. Jika ia sudah siap menikah, maka... Memilih pasangan yang sesuai kriteria sebagai berikut:

  • Mukmin (haram baginya memilih pasangan yang kafir) >> Qs. Al Baqarah :221
  • Akidah yang lurus.
  • Agama dan akhlaknya harus baik. 
  • Sehat jasmani dan rohani.
  • Yang bukan kerabat lebih utama, tetapi kerabat boleh. Karena bisa menjalin ukhuwah lebih besar. 
  • Sepupu dalam nasab, profesi, dan kedudukan sosial ekonomi yang baik, lebih diutamakan.
  • Suaminya yang siap mencari nafkah. 

3. Jaga kesehatan.

Fase Kehamilan 

Di masa ini hendaknya wanita memperhatikan hal-hal berikut :
1. Nutrisi (baik untuk ibu dan bayinya),  perhatikan asupan gizi dan kehalalannya. Halal dzatnya dan cara mendapatkannya.
2. Emosi. Mengatur emosi saat hamil agar tidak mempengaruhi janin. Karena saat hamil emosi tidak stabil.
3. Ucapan dan kegiatan. Perhatikan tiap ucapan saat hamil karena akan terdengar oleh janin sejak ia dalam rahim. Perbanyak membaca Al qur'an, dzikir pagi dan petang, sering datang kajian. Perbanyak kegiatan positif saat hamil.

Fase saat anak telah lahir 

1. 0-2 tahun

Apa saja tanggung jawab yang harus dilakukan orang tua pada fase ini? Fase ini adalah fase terpenting, karena pada fase ini otak manusia terbentuk, sebagai pusat untuk berpikir. Milyaran sel otak terbentuk dan tersambung secara perlahan. Tiap sambungan sel ini menjadi satu kemampuan khusus. Semakin banyak sambungannya semakin banyak kemampuan yang dimiliki. Aktivitas ini didukung oleh nutrisi yang baik (asi) dan interaksi (melatih kemampuan anak dengan komunikasi yang baik). Ingat, berbahasalah dengan bahasa yang benar. Jangan dicadel cadelin loh, ini salah!

2. 2-7 tahun

Anak pada usia ini akan punya 4 sifat yaitu:

  • Suka meneliti. Di usia ini anak akqn lebih banyak tertarik dan suka mengamati segala hal di sekitarnya. Orang tua hendaknya meresponnya, tidak mengacuhkannya.  
  • Komunikator. Suka berkomunikasi, bercerita dan banyak bertanya. Orang tua hendaknya menanggapi tiap ceritanya dan pancing untuk lebih jauh bercerita. 
  • Leading actor, pelaku utama. Apa saja harus dia yang melakukannya. Biarkan si anak melakukan apa saja tapi harus didampingi dan diarahkan. Beri tahu mana yang baik dan tidak untuk dilakukan.  
  • Peniru ulung. Suka meniru, copy paste. Apa saja yang dilihatnya akan ditirunya. Karenanya orang tua harus pintar-pintar memberi contoh yang baik di hadapan anak.  


3. 7-12 tahun

Di masa ini anak telah siap menerima knowledge (ilmu pengetahuan). Sering ajak anak untuk mengikuti kajian agama sebagai bekalnya. Membekali dengan aturan-aturan tentang pergaulan, mengenalkan lebih detail siapa mahramnya dan bukan, dll. Agar di fase berikutnya anak sudah siap membawa diri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

4. 12-18 tahun

Di usia ini berbagai kemampuan sudah melekat pada diri anak, segala aturan harusnya sudah dipahami dan akan dibawa kemana pun ia pergi. Orang tua menjadi pengawas, mengawasi tiap tingkah lakunya. Harus sesuai aturan syariat Islam.

Fase Menjadi Orang tua

Tugas orang tua 

1. Tugas orang tua saat anak di usia 0-2 tahun 

  • Membangun kepercayaan anak. Perhatikan apa yang dibutuhkannya. Agar anak tidak salah menafsirkan sesuatu. 
  • Membangun pendengaran. Perdengarkan berbagai macam bunyi bunyian yang berbeda. Kenalkan dengan berbagai macam suara binatang, dll.  
  • Membangun penglihatan. Kenalkan aneka bentuk, aneka binatang, dll. 
  • Membangun sensor motorik. Bisa membedakan tekstur bentuk. 
  • Membangun pusat rasa. Ajari anak untuk bisa membedakan rasa manis, pahit, asam/kecut, asin, dll. 
  • Membangun penciuman. Pancing anak untuk bisa membedakan macam-macam bau dan wewangian. 


2. Tugas orang tua saat anak di usia 2-7 tahun

  • Berikan waktu. Dampingi, dengarkan anak bicara. 
  • Perbanyak ilmu. Ilmu mendidik anak, parenting. 
  • Kerahkan kemauan. Azzamkan diri untuk setia mendampingi anak sepanjang waktu.  


3. Tugas orang tua saat anak di usia 7-12 tahun 

  • Ajari anak membaca (arab dan latin) 
  • Ajari anak menulis
  • Ajari anak berhitung
  • Ajari klasifikasi (pengelompokan) >> agar ketika besar bisa membedakan halal dan haram
  • Ajari anak mengurutkan 
  • Bangun interaksi anak dengan dirinya sendiri agar ia dapat berinteraksi dengan orang lain.  


Tahapan Anak dalam Berbahasa

1. Pasif.
Dalam menyampaikan sesuatu anak akan nangis >> bayi.
2. Serangan fisik.
Dalam meminta sesuatu biasanya ia memukul, merampas >> anak-anak usia 2 tahun.
3. Serangan kata-kata.
Dalam menyampaikan sesuatu ia akan mengeluarkan banyak kata >> 7-12 tahun
4. Kemahiran berbahasa.
Pandai menyampaikan keinginan dengan kata-kata yang teratur >> preteen, remaja.
5. Ahli berbahasa sampai bisa menyelesaikan konflik >> remaja, dewasa.

Tahapan bahasa orang tua pada anak

Tahapan-tahapan ini harus dilakukan secara bertahap ya buibu, dari awal hingga akhir...

Contoh kasus: Ada anak usia 5-7 tahun duduk di atas meja. Apa yang dilakukan orang tua?

1. Pengamatan >> orang tua mengawasi tiap aktivitas anak.
Untuk kasus di atas: orang tua melihat saja dulu, perhatikan si anak mau ngapain, sekedar duduk atau ada yang lain.

2. Pernyataan tidak langsung >> orang tua menyampaikan pesan secara tidak langsung ke anak.
Untuk kasus di atas, setelah diamati ternyata si anak tetap duduk di atas meja tapi enggak ngapa-ngapain dia..😆 Nah, misalnya saat menyapu mama bicara sendiri/bergumam, "meja itu tempat untuk menaruh sesuatu bukan untuk berdiri dan duduk, loh."

3. Beri pertanyaan >> Ajukan pertanyaan langsung jika disindir tidak masuk.
Setelah mama bergumam ternyata si anak belum menyadari kalo duduk di meja itu tidak boleh. Maka mama langsung bertanya, "Kaka, meja itu tempat apa?"

4. Pernyataan langsung >> Ajak berkomunikasi langsung. Langsung menegur anak dan memberitahu mana yang baik yang harus dilakukan.
Si anak tidak menjawab pertanyaan mama. Maka mama mengajak bicara, "meja ini untuk menaruh makanan, loh kak. Kalo fiduduki kakak nanti naruh makanannya di mana dong...?"

5.Intervensi fisik >> Dekati dan tanya langsung sambil melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan.
Si anaknternyata tetap tidak mau turun dari meja. Maka mama mendekat dan langsung berinisiatif akan menggendong,  "Kakak mau turun sendiri atau mama bantu?"

Biasanya orang tua melompati tahapan tahapan bicara di atas. Tidak melakukan komunikasi dengan anak yang melakukan kesalahan sesuai tahapan ini. Seringnya langsung ke tahap terakhir, sehingga anak akan kaget dan biasanya akan memberontak. So, dicermati tahapannya, ya, buibu...

Semoga kita bisa menjadi ibu yang baik bagi anak-anak kita. Aamiin.

Disarikan dari ceramah Ust. Muflih Safrita M. Sc oleh Zya Verani.
Semoga bermanfaat. Terima kasih...



#zyasstory
#zyasngaji
#parentinghood
#kajianilmiah
#ngajiyuk

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senantiasa Memurnikan Cinta

Cara Mudah Menyimpan Jengkol Agar Lebih Awet

Cara Mengenali Gula Merah Asli di Pasaran