Welcome To 2020

Banjir di Awal Tahun 2020 
Zya Verani


Malam tahun baru 2020 hujan turun merata hampir di semua wilayah jabodetabek. Curah hujan yang tak henti dan cukup deras sepanjang hampir 10 jam ternyata menghadirkan banjir, banyak sungai yang meluap karena tak sanggup lagi menampung air yang datang lantas air air itu memasuki area pemukiman warga.  

Hujan semalaman tentu saja menyisakan genangan di mana mana bahkan daerah yang biasanya tak terkena dampak seperti tempat saya tinggal ternyata disambangi air bah juga. Semalam air belum masuk rumah, tapi tetangga saya yang berada di bawah dan dekat dengan sungai sudah bersiap sejak dini hari. Ada yang sudah masuk lewat dapur airnya. Ini yang rumahnya tepat di bantaran sungai. Meski terhalang tembok tapi air bisa merembas masuk. Walhasil dapurnya yang memang agak rendah pun akhirnya terendam. 

Di beranda sosmed mulai berseliweran berita tentang banjir di mana mana. Karena kami baru aja tiba dari pulang kampung malam 31 Desember kemarin, kami tidak mempunyai stok makanan. Saya dan paksu memutuskan untuk pergi ke pasar pagi hari itu walaupun masih gerimis. 

Seperti biasa kami berniat ke pasar Tambun saja yang terdekat. Ternyata akses jalan ke sana terputus oleh banjir. Gang menuju rumah kami sudah penuh air begitu juga jalan raya. Depan Naga Swalayan air sudah tinggi, kali Jambe meluap sampai menutupi jalan. Akhirnya kami putuskan lewat Kalimalang saja. Waktu itu masih pukul 08.00 Kalimalang belum macet. Alhamdulillaah sampai juga di pasar meski tukang sayurnya cuma sedikit. Karena cuaca yang tak bersahabat dan memang tiap selesai malam tahun baruan biasanya pasar sepi. Saya pun tak menemukan tempe di sana. Akhirnya membeli sayuran yang ada saja.  

Selesai berbelanja kami pulang dan melewati jalan Kalimalang lagi. Ternyata sudah macet. Bus bus besar lewat situ semua karena akses masuk tol di grand wisata ditutup karena banjir. Innalillaahi... 
Karena asap kendaraan yang bercampur dengan rintik hujan saya pun sempat mabuk. Seperti limbung dan ingin muntah tapi tak bisa. 

Tiba di rumah kami dikejutkan oleh tetangga sebelah dan beberapa yang lain yang rumahnya di bawah ternyata sudah terendam air. Air sudah masuk ke dalam rumah mereka. Dan kejadiannya cepat sekali. Hanya sempat menyelamatkan barang barang yang bisa dijangkau saja. Air sudah sepaha orang dewasa dan terus beranjak naik.  Ternyata air mulai masuk pukul 8 pagi. Berarti ketika saya pergi ke pasar, kali Jambe meluap dan mengirim air bahnya ke rumah rumah warga di pinggiran kali.  

Alhamdulillaah ala kulli haal... dalam keadaan apa pun kami tetap bersyukur. Banjir datang pas siang hari tidak malam hari. Sehingga anak anak sudah bangun dan kondisi listrik pun tidak padam. Ada juga tetangga yang pompa airnya mati, mungkin kemasukan air. Mau beli pompa baru apadaya akses jalan menuju ke sana tertutup. Akhirnya bergantian nyelang air ke tetangga kanan kiri yang tidak terendam air.  

Finally, hingga malam menjelang kami masih terisolir. Alhamdulillah rumah saya cukup tinggi, air tidak masuk. Tapi tetap saja rempong karena urusan logistik, anak anak kepengin makan yang macam macam. Sore hari ikut mengantre Sabana dan bakso di depan gang, itu jalan sudah memutar. Sampai sana, sudah antre cukup panjang ternyata makanan habis. Ke tukang nasi uduk pun demikian. 

Alhamdulillaah sampai malam hujan tidak turun lagi, tapi jam 10 malam mulai rintik rintik lagi dan menderas hingga jam 12. Saya dan anak anak sibuk berdialog memikirkan nasib orang orang yang kebanjiran dan belum surut tapi hujan malah datang lagi. Kami tak bisa membantu hanya bisa berdoa semoga banjir segera surut. 

Bagaimana dialog kami dengan anak anak perihal banjir dan korelasinya terhadap pembersihan diri? Akan saya tulis di post selanjutnya. Begitu juga dengan nasib rumah ibu saya yang memang tinggal di area rawan banjir. Akan saya tulis pula di next post setelah saya mengolah cucian kotor menjadi bersih. 😊


#newzya2020
#zyasstory
#zyasfam 
#2020lebihbaik
#banjir2020

*foto foto dari grup wa 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senantiasa Memurnikan Cinta

Cara Mudah Menyimpan Jengkol Agar Lebih Awet

Cara Mengenali Gula Merah Asli di Pasaran