Day 11 Al-Qur'an Journaling ~ Qs. Ar Ra'd:28 ~ Cara Menenteramkan Hati


Semalam saya menerima kabar yang tak mengenakan, lantas langsung uring uringan. Ternyata hati yang 'dredeg' itu berimbas pada seluruh pekerjaan saya. Apa-apa yang saya kerjakan ga beres semua. 

Karena memikirkan banyak hal saya hampir saja terlambat bangun sahur karena tidur telat. Bikin sayur asem lupa dikasih garam. Niat mau bikin kentang balado dipakein telur puyuh eh polosan aja kentang doang. Telur puyuh udah direbus dari semalam malah ga tersentuh padahal ada di atas kompor satunya lagi. Alamaaaak... Untung ga lupa ngasih kutel di adonan nastar. 


Paginya, saya sudah fresh dan siap bebikinan kuker. Hati juga adem, ringan aja mau ngapa-ngapain. Kok bisa?
Iya, selepas Duha tadi saya tilawah agak lama dari biasanya, sengaja karena ingin mendamaikan hati. Berdzikir dan berdoa Kepada-Nya agar segalanya membaik dan kami mendapat jalan keluar. 

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ 

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (Qs. Ar Ra'd:28)

Ayat di atas menjelaskan bahwa orang-orang yang mendapat petunjuk-Nya adalah orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Karena jiwa menjadi tenang, tidak merasa gelisah dan khawatir ataupun takut. 



Manusia, ketika dihadapkan pada berbagai guncangan hidup biasanya akan timbul perasaan cemas, gelisah, galau, khawatir...dll. Hal tersebut sangatlah wajar, karena hati manusia senantiasa berbolak balik. Jangankan kita, Rasulullah pun pernah mengalami kesedihan yang mendalam, yakni saat ditinggal pergi oleh Khadijah isteri tercinta dan pamannya, Abu Thalib untuk selama-lamanya. 

Manusia mendamba ketenangan batin begitu dirasa masalah tak kunjung hilang. Tapi ternyata cara menenangkan batin ini sering ditempuh dengan cara yang salah. Sering kita temui, banyak orang yang pergi ke kafe-kafe, kongkow-kongkow di tempat hiburan hingga malam dengan alasan refreshing, menenangkan hati. 
Padahal hal tersebut hanya memberi ketenangan sesaat. 

Nabi kita telah memberitahukan bagaimana cara menenangkan hati dari perasaan campur aduk itu. Mari tenangkan hati dengan cara yang benar sebagai berikut:

  1. Mengingat Allah. Mengembalikan semua masalah kepada Allah adalah jalan yang terbaik, karena Allah-lah yang menuliskan apa-apa yang terjadi pada kita. Mungkin kita telah lupa kapan menyebut nama-Nya, kuy... saatnya kembali mengingat-Nya dengan banyak berdzikir. Karena hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.  
  2. Berwudhu dan salat. Di saat sedih, tidak tenang, dan gelisah, kita dianjurkan berwudhu, karena dengan berwudhu jiwa menjadi lebih tenang. Allah menyukai orang-orang yang mensucikan diri, seperti firman-Nya, "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (Qs. Al Baqarah:222)
  3. Membaca Al-Qur'an. Dengan sering membaca alquran kita akan memperoleh ketenangan, karena hati telah terpaut pada alquran. "Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya,bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakkal." (Qs. Al Anfal:2)
  4. Senantiasa sabar dan ikhlas. Jika ditimpa musibah atau menghadapi masalah kita dianjurkan untuk selalu bersabar dan ikhlas. Karena dengan bersabar dan ikhlas kita akan menerima semua ketetapan Allah dengan hati yang tenang dan rida. Rasa sabar adalah ladang pahala bagi orang-orang yang tertimpa musibah. Dengan bersabar Allah akan mengkaruniakan ketenteraman di hatinya. "Dan kami pasti akan menguji mereka dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang sabar." (Qs. Al Baqarah:155).
  5. Selalu berprasangka baik kepada Allah. Saat tertimpa musibah biasanya kita selalu menggerutu, menghujat, menyalahkan Allah. Ujung-ujung berprasangka buruk kepada-Nya. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda, Allah berfirman, "Aku (Allah) sesuai prasangka hamba kepada-Ku." [mutafaqqunalaihi]. Hadits ini mengajarkan kepada kita untuk selalu berprasangka baik dan berharap pada Allah. 
  6. Banyak bersyukur. Ketika kita senantiasa bersyukur terhadapa apa yang kita miliki, Allah akan menambah kenikmatan, entah itu kenikmatan berupa harta, kesehatan, keselamatan ataupun ketenangan jiwa. Karenanya mari perbanyak syukur, karena dengan bersyukur kita akan beroleh hati yang lapang dan terhindar dari penyakit iri dengki.  

Tidak ada janji Allah yang tidak benar. Hanya dengan mengembalikan permasalah kita kepada Allah, mengingat-Nya kembali, hati pun menjadi adem ayem ga uring-uringan lagi. Manajemen emosi juga mulai membaik. Mungkin juga karena puasa, ya.  



#quranjournal
#quranjournaling
#ramadannote
#TantanganRamadan1441HRumlit 
#zyasnote
#zyasstory

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Awali Hari dengan Sarapan Bergizi

7 Aktivitas Seru Bikin Ibu Rumah Tangga Jauh dari Stres

13 Bom Di Jakarta Siap Memacu Adrenalinmu