Day 21 Al-Qur'an Journaling: Qs. An Nisa:9 ~ Mendidik Generasi Kuat



Pendidikan Anak 

Dini hari tadi, sama seperti kemarin terdengar juga suara anak-anak membangunkan sahur. Entah mereka itu membunyikan apa, suaranya berisik sekali. Bukan membangunkan kalo bising begitu, tapi mengagetkan. Membuat orang jadi tidak nyaman, kan? Atau hanya saya yang berpikiran demikian, entah. 

Sempat terlintas dalam benak saya, apakah orang tuanya tidak memberitahu kalo hal itu mengganggu. Sahur sudah menjadi kewajiban dalam rangkaian ibadah Ramadan. Jika akan berpuasa maka pasti akan sahur. Logikanya begitu. 


Ah, sudahlah. Saya sedang tak ingin mempermasalahkan hal tersebut. Soal pendidikan anak malah yang jadi kepikiran. Pendidikan anak bagi saya adalah hal utama, untuk memahamkan nilai-nilai positif dan negatif akan sesuatu pada anak, apalagi pendidikan agama. Mengajari hal-hal baik pada anak sedari dini adalah penting untuk mematri nilai-nilai agama agar terbawa hingga ia dewasa dan tua nanti. Pendidikan ini juga yang akan membentuk pribadi dan karakter mereka saat dewasa.  

Agama kita sangat menekankan pendidikan anak. Jangan sampai orang tua menelantarkan pendidikan anak-anaknya sehingga mereka tidak mengetahui apa pun. Mendidik ini bertujuan membentuk pribadi yang berkualitas, berakhkak mulia sehingga sikap dan prilakunya sesuai dengan ajaran Islam.  
Janganlah kita para orang tua abai akan hal tesebut. 

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
(Qs. An-Nisa:9)

Surat an-Nisa ayat 9 ini makjleb banget, ayat-Nya memberikan isyarat bahwa bentuk melentarkan anak adalah tidak memberinya pendidikan. Karena, anak yang tidak mengenyam pendidikan bisa berakibat lemah, baik pengetahuan atau mentalnya. Astaghfirullaah... 

Jadi jelaslah bahwa pendidikan anak adalah tanggung jawab keluarga bukan guru-guru di sekolah. Di masa pandemi ini kita bisa melihat perkembangan anak-anak kita sebagai tolak ukur keberhasilan kita dalam mendidik mereka. Apakah menjadi lebih santun atau malah sebaliknya. Jangan menyalahkan mereka yang mulai bosan mengikuti cara belajar Bunda. Mungkin memang cara mengajar kita yang salah dan tak sesuai harapan mereka.  

Sudahkah kita menemukan di mana letak kesalahannya? 
Dekati kembali anak-anak dengan bijak, tanya baik-baik apa yang mereka inginkan. Bicara dari hati ke hati dan temukan solusi bersama. Kita tak tahu kapan pandemi ini berkahir. Menciptakan harmoni keluarga yang asik adalah satu keharusan. Berdamai dengan anak-anak pun satu kewajiban. Bersama kita bisa.  

#quranjournaling
#quranjournal  
#tantanganramadan1441Hrumlit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senantiasa Memurnikan Cinta

Cara Mudah Menyimpan Jengkol Agar Lebih Awet

Cara Mengenali Gula Merah Asli di Pasaran