Day 28 Hadits Journal: Optimalisasi Ibadah di Akhir Ramadan


Jadi gini, 10 hari terakhir Ramadan itu kan semestinya kita semakin giat beribadah di Ramadan ini. Tapi pada kenyataannya orang-orang lebih banyak yang disibukkan oleh hal-hal duniawi. Pasar, mal, sampai bandara penuh. Kenapa bela-belain berdesak-desakkan hanya untuk baju baru dan mudik? sebenarnya hal itu juga sudah dilarang pemerintah. Ini masih masa pandemi, kan? Atau ada yang salah? 

Kembali ke 10 hari terakhir Ramadan, yang di dalamnya ada malam lailatul qadar, bukankah sudah seharusnya kita berdiam diri dan menyibukkan diri dengan ibadah? Bukan sibuk dengan hal yang sia-sia tanpa ada manfaatnya. Tapi nanti ada yang protes, Mak manfaat di sini bisa jadi ambigu tergantung personalnya, kan. Iya juga, sih. Kalo gitu saya menilik diri sendiri saja. Lah iya... 

Kemarin itu saya di'gurui' anak sendiri soal ini. Si sulung yang biasanya adem ayem melihat aktivitas saya mulai bersuara. 


"Mak, udahanlah itu bebikinan kuker n cokelat,  Ramadan udah mau pergi," katanya. "Tahun kemaren malah lebih bagus ga ada bebikinan karena fokus sama Shaki, tapi sekarang?" sesalnya, menarik napas. 

"Lah, kenapa dah? Ini kan ngerjain pesanan orang. Besok terakhir." Sahut emak masih ga nyambung sama arah omongan si sulung. 

"Gini loh mak... lantas dia bacain hadits ini,"

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ 
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ المَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (Hadits HasanHR. Tirmidzi, no. 2317; Ibnu Majah, no. 3976).
"Oalaaah nang, emang kerjaan emakmu ini ga bermanfaat?" Emak tanpa sadar meradang. 

"Bukan gitu juga sih, pokoknya kudu fokus ibadah mak, Ramadan udah mau selesai masa dibiarin gitu aja." Kilahnya. 

"Ya wislah... besok juga udahan." Emak masih keukeuh dan sibuk packing buat besok kirim-kirim by ojol. 

Lama merenung akhirnya saya tersadar. Maksudnya nak lanang itu mengingatkan saya supaya tidak terlena dengan banjirnya orderan dan akhirnya lupa sama Ramadan. 

Meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat ini banyak macamnya, untuk twins sepertinya banyak main game di laptop, sibuk pinjem gawai emak sampe lupa waktu atau sekalinya ga laptopan dan gawaian eh, mereka malah tidur seharian. Kalo saya sepertinya membuat kue ini dibilang kurang manfaat sama si sulung, padahal saya merasa yg kurang manfaat itu kalo saya ngedrakor. Hihi... untuk Ramadan ini emak ga ngedrakor dulu, semoga sampe seterusnya. 

Untuk baju lebaran kami sama sekali tidak tergoda, karena baju-baju kami masih banyak yang bagus. #pedeh layak pakai lah... Lagi pula lebaran kali ini sepertinya tidak kemana-mana kan, trus baju baru apa? #upss. Buat dipakai lah, mak. #iyaiya

Ramadan tersisa dua hari lagi, kuy, fokus ibadah di hari-hari terakhirnya. Malam ini hujan gemericik, udara sejuk. Lailatul qadar tak ada yang tahu kapan datangnya. Sudah atau belum tak ada yang tahu, kan. Bisa saja malam ini atau besok? 
Wallaahu'alam. 
Saatnya mengoptimalkan ibadah, tilawah digencarkan lagi agar bisa khatam lagi sebelum Ramadan berakhir. Infak, sedekah diperbanyak, salat wajib tepat waktu, salat sunnah diperbanyak lagi. Bismillaah, bersama lepas Ramadan dengan kesan yang istimewa. Semangatnya tetap membekas hingga seluruh aktivitas kita tetap sama sepeninggal Ramadan.Tetap rajin dan bersemangat dalam beribadah dan mengejar pahala-Nya.  


#haditsjournal
#ramadannote
#zyasnote

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senantiasa Memurnikan Cinta

Cara Mengenali Gula Merah Asli di Pasaran

Day 14 Al-Qur'an Journaling ~ Qs. Al Isra:7 ~ Senantiasa Berbuat Baik