Flash Fiction New Normal


Lipstik 

Ibu sibuk mengacak-acak meja riasnya. Aghnia menghampiri Ibu. 
"Kak, lihat lipstik Ibu ga?" Aghnia menggeleng. 
"Waah mentang-mentang udah new normal Ibu pakai lisptik, mau ke mana, nih?" tanyanya menggeleng. 
"Lah, di mana itu lipstik, ya. Malah baru dibayar satu kali." Ibu tak menjawab, malah setengah bergumam.
Aha! Ibu teringat sesuatu, ia pun segera keluar. 
"Shakiiiiiiii ...!" Teriak Ibu begitu melihat si Bungsu memegang pouch perlengkapan make up-nya, wajahnya berwarna warni. 

#lipstik (65 kata)

Gebetan 

Pagi ini jadwal Ibu mencuci. Lipstiknya yang hilang kemarin belum ditemukan. Si Bungsu tak memegangnya meski wajahnya penuh lipstik dan perona pipi Ibu. 
"Pasti lipstikku diletakkan di tempat yang tersembunyi, kegemaran Shaki kan begitu ..." gerutu Ibu. Ia memilah baju kotor dalam keranjang dengan setengah hati. 
Pukk! Sesuatu terjatuh dari baju kotor Ayah. 
Kok ada lipstik? "Ayaaaaaaaaahhh ...!" 
Ayah, si Kembar dan Shaki datang  menghadap Ibu. 
"Ayah tega ya, kurang apa Ibu? Lipstik siapa ini, Ayah pasti punya gebetan di kantor, nih," Ibu mencak-mencak.
"Ibu kenapa, sih? Kan udah dua bulan Ayah WFH. Baru pekan depan mulai new normal." Ayah kelihatan bingung.
Si kembar menahan tawa. 
Shaki mengambil lipstik di tangan Ibu. "Ketemuu!" tukasnya girang. 

#keranjang (113 kata)

Gamis Kesayangan 

Ibu masih memilah pakaian kotor yang akan dicuci. Tiba-tiba ia teringat gamis kesayangannya kemarin yang dipakai si Kakak untuk wisuda. Ibu berniat memakainya nanti saat meet up bersama teman-teman komunitasnya begitu new normal dimulai. 
"Kak, gamis Ibu kemarin mana? Kok ga ada di keranjang?" Tanya Ibu pada Azima yang sedang menyiram bunga di halaman belakang. 
Azima tak menjawab, ia pura-pura tak mendengar, tangannya sedikit gemetar. 
"Kakak ... ditanya Ibu kok diam saja,"
"Itu anu, gamis Ibu ..." sahut Azima terbata-bata. Wajahnya pucat. Ketakutan. 
"Iya, mana gamisnya, mau Ibu cuci," 
"Anu ... gamis Ibu ... gamis Ibu kena roda sepeda motor Aghnia kemarin." 
"Bu, Ibu..."
Ibu tak menyahut. 

#roda (100 kata) 


Kopi untuk Ayah

"Bu, kopi Ayah mana, kok belum ada?" Ayah menengok Ibu yang asik menyulam. Mereka duduk di teras menikmati sore. 
"Baca koran aja yang khusyuk Yah, ga usah ditemani kopi segala, kan udah ada Ibu," Ibu ngikik, Ayah manyun. 
"Ya beda tah Bu," Kilah Ayah. 
Ibu beranjak ke dapur dengan terpaksa. Tak lama Ibu datang dengan secangkir kopi. 
Slurrppp ... Ayah meyeruput kopinya. 
"Astaghfirullaah, kok, begini Bu rasanya?" 
"Kenapa tah Yah, sudah dibuatkan kopi malah disembur."
"Sebentar lagi new normal Bu, mbok ya sabar ... nanti juga Ayah ajak piknik. Coba Ibu minum kopinya," Ayah menyodorkan gelas kopi pada Ibu. 
Ibu meminumnya sedikit, "walaaahhh iki kopi rasa baru, Yah." 

#kopi (106 kata)
#FFZya
#FlashFiction
#TantanganMenulisRumlitIPBekasi 
#NormalBaru

Roti Spesial 

"Ya wis Ibu buatkan lagi yang baru kopinya Yah." Ibu melangkah ke dapur lagi. 
Kali ini Ibu kembali dengan secangkir kopi dan senampan roti. 
"Waah, ada roti juga." Ayah berbinar. 
"Ini roti buatan kami Yah," 
"Iya, kita bertiga yang membuatnya, ditemani Shaki juga, loh." Azima dan Aghnia berseru senang. Si kecil Shaki senyum-senyum di belakang mereka. 
"Pintar-pintar nih anak Ayah, nanti setelah new normal kita piknik ke pantai, deh." Ayah mengambil satu roti yang tampak menul-menul. 
Kletuk kletuk ... Ayah seperti menggigit sesuatu. 
"Waduh, rotinya bukan isi selai ternyata ..." Ayah menepuk jidat. Shaki tertawa gembira mengambil kelereng di tangan Ayah. 

#roti (95 kata) 



#FFZya
#FlashFiction
#TantanganMenulisRumlitIPBekasi, #NormalBaru

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senantiasa Memurnikan Cinta

Cara Mudah Menyimpan Jengkol Agar Lebih Awet

Cara Mengenali Gula Merah Asli di Pasaran