Tips Mudah dan Sederhana 'Repotting' Tanaman

2020 sebentar lagi berlalu, Bunda sudah mulai berkebun sederhana di rumah? Alhamdulillah, semoga akhirnya Bunda menemukan passion yang nge-klick di tengah pandemi yang tak kunjung usai ini. 

Sudah menanam apa saja di kebun Bunda? Tentu banyak jenisnya, ya. Apakah pot tanaman terlihat penuh dan berdesakan, itu waktunya Bunda harus repotting tanaman. 

Repotting itu apa, ya? Apa benar repotting itu merepotkan? Jika Bunda sudah lama hobi menanam tentu tanaman yang dimiliki juga sudah banyak. Tentu Bunda menanam tanaman di dalam pot juga. Bunda perhatikan tanaman-tanaman Bunda, apakah ia tumbuh subur dan sehat? 

Jika Bunda mendapati beberapa tanaman sudah keluar akarnya melalu lubang drainase pot, atau tanaman mulai melambat pertumbuhannya, tanaman berdesakan di dalam pot, atau banyak lagi tanda ketidaksehatan tanaman yang Bunda temui. 
Anthurium (kuping gajah) yang super rimbun di Zya's Corner

Jika hal tersebut terjadi pada tanaman Bunda berarti Bunda harus melakukan
repotting tanaman. Yakni memindahkan tanaman ke pot baru yang lebih besar untuk mendapatkan ruang yang lebih luas bagi tanaman.  

Beberapa orang malas melakukan repotting, alasannya karena repotting itu merepotkan. 

Padahal repotting tidak merepotkan, bahkan menyenangkan karena Bunda bisa berkreasi sesuka hati. Repotting tanaman memegang peranan penting dalam menentukan pertumbuhan tanaman Bunda. Jadi jangan sampai salah melakukan proses repotting ini, ya, Bunda.    


Zya's Corner kali ini mencoba repotting Calathea Levonero yang sudah berdesakan di potnya yang kecil. Dia tumbuh subur sekali hingga 5 rumpun. 
Calathea Levonero yang akan di-repotting hari ini di Zya's Corner

Berikut beberapa tips dan langkah yang bisa Bunda lakukan saat repotting tanaman. 

Pilih pot yang sesuai

  • Gunakan pot yang ukurannya lebih besar 3-5 cm lebih lebar dan 3-5 cm lebih dalam dari pot awal. 
  • Pastikan ada lubang drainase di pot baru.
  • Apabila pot lama akan dipakai lagi untuk tanaman lain, bersihkan pot lama dengan mencucinya agar terhindar dari kuman.
  • Jika Bunda memakai pot gerabah, jangan lupa untuk merendamnya terlebih dahulu agar pori-porinya terbuka dan bisa menguapkan air di dalamnya. 

Siapkan tanaman yang akan di-repotting

  • Siram tanaman sebelum dipindah agar mudah dikeluarkan dari pot. 
  • Keluarkan tanaman dengan hati-hati jangan dicabut paksa jika tanaman susah keluar. Goyang-goyang pot agar tanah yang ada di dalamnya jatuh dan akhirnya tanaman bisa dilepaskan pelan-pelan. 
  • Pangkas bola akar pada tanaman. Akar tanaman yang memenuhi pot biasanya berpusat di tengah, ini yang dinamakan bola akar. Bola akar bisa dipangkas ujung-ujungnya dan yang membesar, agar tanaman nanti fokus menambah akar baru di pot yang baru. 
  • Cuci bersih akar tanaman agar terlihat apakah ada akar yang kusut atau tidak. Rapikan akar yang kusut agar akar lebih menyatu dengan tanah di pot yang baru.  
Goyangkan pot pelan-pelan agar tanah dan tanaman bisa keluar


Setelah tanaman lepas dari pot, bersihkan dari tanah dan cuci bersih akarnya


Siap melakukan repotting

  • Isi dasar pot beberapa centi meter dengan media tanam atau bisa juga dengan daun kering, batu bata, arang, batu kerikil, dan lain-lain yang bisa membantu proses penyerapan air.  
  • Siapkan media tanam yang baru dengan takaran yang sesuai. Masukkan ke dalam pot baru. 
  • Pastikan bola akar tidak boleh berjarak kurang dari 3 cm dari atas pot agar air tidak meluap saat Bunda melakukan penyiraman. 
  • Tanam tanaman dengan benar, pastikan posisi tanaman berada di tengah pot, berdiri tegak lurus ke atas. 
  • Tambahkan metan ke sekeliling bola akar. Padatkan untuk memastikan posisi tanaman tidak berubah. 
  • Siram tanaman untuk memancing tanaman beradaptasi dengan pot dan media tanam yang baru. Jika metan amblas ke bawah setelah di siram, Bunda bisa menambahkan metan lagi. 
  • Jangan meletakkan tanaman di area yang terkena matahari langsung atau sangat lembab. Letakkan tanaman di tempat yang teduh. 
  • Tanaman jangan langsung diberi pupuk, biarkan tanaman beradaptasi dulu dengan media tanam yang baru. 
Setelah repotting, jadi dua pot 


Setelah Bunda memahami langkah-langkah di atas bisa dipastikan repotting tanaman tidak lagi merepotkan bagi Bunda.  
Oiya, jika tanaman yang Bunda pindahkan itu berumpun dengan banyak anakan, Bunda bisa memindahkannya ke beberapa pot baru dengan cara yang sama. Pastikan ukuran pot sesuai dengan anakan tanaman, tidak terlalu besar atau tidak terlalu kecil.  

Tanaman yang sedang dalam masa pertumbuhan harus dilakukan penggantian media tanam sekaligus repotting setiap setahun sekali. Agar pertumbuhannya optimal. 

Untuk tanaman dewasa bisa diganti media tanamnya setiap dua tahun sekali. Jika terdapat banyak anakan bisa dipindahkan perlahan tanpa mengganggu tanaman induknya.

Selamat berkebun, tetap semangat dan bahagia Bunda. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senantiasa Memurnikan Cinta

Cara Mudah Menyimpan Jengkol Agar Lebih Awet

Cara Mengenali Gula Merah Asli di Pasaran