Home Cha Cha Cha, Drama yang Kaya dengan Healing Therapy dan Pesan Moral

 


 Serial drama Korea Hometown Cha Cha Cha baru saja usai ditayangkan di TvN pada Minggu (17/10) lalu. Meski sedih melepaskan 16 episodenya saya lumayan puas dengan akhir kisahnya. 

Drama yang mengangkat kearifan lokal Gongjin sebagai latar cerita dan keramahan warganya ini telah menemani kita sejak 28 Agustus lalu. Pasangan Hong Du-sik (Kim Seon-ho) dan Yoon Hye-jin (Shin Min-a) sukses menghipnotis penggemarnya melalui keseharian mereka yang hangat bersama para penduduk Gongjin di tiap episodenya. Kisah kehidupan mereka kaya dengan pesan moral dan ternyata juga memaparkan tentang healing therapy bagi para tokohnya. 

Penulis Shin Ha-eun memang tak diragukan lagi kemampuannya dalam meramu cerita sederhana menjadi sarat makna. Kita bisa melihat drama The Crowned Clown (2019) yang juga ditulisnya. Belum lagi duetnya bersama sutradara Yu Je-won ini sukses mengantarkan Hometown Cha Cha Cha meraih rating tertinggi hampir di semua episode penayangannya. Seperti yang kita tahu, Yu Je-won pun telah sukses membawa Hi Bye Mama! di tahun 2020 sebagai drama terbaik. 

Tak salah memang saat Shin Min-a ditanya kenapa ia mau mengambil peran di drama Hometown Cha Cha Cha ini, "cerita yang hangat, cerita dengan tiap karakter yang hidup dari tiap tokohnya tidak hanya tokoh utamanya saja." Ungkapnya. 

Ya, kita dapat melihat setiap tokoh memiliki perannya masing-masing dengan segala keunikan dan juga permasalahan pribadinya. Bahkan I jun, Bo ra, dan Ju ry pun memiliki porsi konfliknya sendiri-sendiri meski mereka hanya anak-anak.

Hal yang membuat Hometown Cha Cha Cha berbeda dari drama lainnya

Cerita yang membedakan menurut saya adalah tiga misteri yang ada di Gongjin. Di balik kehangatan dan solidaritas penduduknya ternyata mereka memiliki misteri yang belum terungkap dan tak ada juga yang berani mengungkapnya, mereka hanya sibuk mengira-ngira. 

Tapi ketiga misteri tersebut akhirnya terungkap di akhir-akhir episodenya. 

• Misteri Yeo Hwa Jeong menggugat cerai Jang Yeong Guk

Tidak ada yang tahu sebab Hwa jeong menggugat cerai Yeong Guk. Di mata penduduk, kedua pejabat desa itu baik-baik saja meski mereka telah berpisah. Saling bekerjasama membersamai anak mereka, Jang I jun. Belakangan terungkap bahwa Hwa jeong tak sengaja mendengar perkataan suaminya kala itu jika ia menikahi Hwa jeong karena kasihan. Hati perempuan mana yang tak sakit mendengarnya? Hwa jeong pulang dengan perasaan hancur, dan adegan saat ia mengungkapkan kekecewaannya kala itu sangat menyentuh hati. 

Namun semua berakhir bahagia, keduanya bersatu kembali di akhir episode.

• Siapa pemenang lotre dari penduduk Gongjin?

Di awal episode sempat diungkapkan ada salah seorang penduduk Gongjin yang memenangkan lotre tapi tidak ada yang tahu siapa dia. Orang-orang sempat mengira bahwa Hong Banjang yang mendapatkannya karena ia seperti orang yang tidak khawatir akan uang meski sangat memperhitungkan tiap uang dari hasil pekerjaannya. 

Belakangan di akhir episode juga akhirnya terungkap, Choi Eun cheol si polisi ganteng itulah yang memenangkan lotre. Ia akhirnya mengaku pada sang kekasih Mi seon, saat ia mengungkapkan keinginannya untuk membangun rumah dan tinggal bersamanya selamanya. 

• Masa lalu Hong Du-sik 

Setelah lima tahun meninggalkan Gongjin, tiba-tiba Hong Du-sik kembali. Tapi ia kembali dengan wajah muram seperti membawa luka batin yang dalam. Tak ada yang berani bertanya apa yang telah terjadi padanya. Hingga akhirnya masa lalu Hong Banjang ini menjadi misteri. 

Dan akhirnya semua terungkap bahwa sahabat sekaligus kakak kelas di kampus Hong Du-sik meninggal karena kecelakaan saat hendak mengantarnya melihat satpam (Ayah Do-ha) di tempat mereka bekerja. 

Ayah Do-ha diketahui melakukan percobaan bunuh diri karena tak sanggup menerima kenyataan bahwa investasi yang diikutinya kolaps. Menurut Do-ha itu kesalahan Du-sik karena ia yang menawari ayahnya untuk ikut serta. 

Du-sik merasa bersalah berkepanjangan akan dua hal tersebut dan memutuskan kembali ke Gongjin untuk menepi, merenungi apa yang terjadi padanya. 

Du-sik akhirnya mampu memaafkan diri sendiri setelah ia mengungkapkan semua masa lalunya pada Hye jin. 


Therapy Healing di Home Cha Cha Cha 

Hye jin bukan tokoh yang adem ayem saja, ia pun menyimpan innerchild yang tak bisa dilupakan begitu saja. Saat ibunya meninggal di usianya yang masih kecil, ayahnya mabuk-mabukan tak mengurusnya. Hye jin kecil mengurus dirinya sendiri, menyiapkan kebutuhan sekolahnya juga mengurus ayahnya. 

Saat ia mulai dewasa ayahnya memperkenalkannya dengan wanita lain sebagai pengganti ibunya. Hye jin marah dan kabur. Ia pergi untuk merenung kenapa hal tersebut terjadi padanya. 

Meski akhirnya ia menerima pernikahan kedua sang ayah. Hubungannya dengan ayahnya renggang tak senyaman dulu lagi. Tapi mereka perlahan bisa bersatu, Hye jin pun berusaha akur dengan ibu sambungnya. Hye jin mengakui ibu sambungnya sangat hangat dan menyayangi ayahnya. 

Selain pelajaran healing therapy dari Hye jin kita juga bisa mengambil hikmah dari proses healing Hong Du-sik selama ia kembali tinggal di Gongjin. 

Jadi penduduk Gongjin yang membantu healing Hong Banjang. Penerimaan yang tulus tanpa banyak bertanya ini adalah poin penting yang harus dilakukan saat seseorang datang dengan luka yang tak terperi dan tak bisa diungkapkan. Dengan tidak ada yang bertanya pada Hong Du-sik tentang apa yang telah terjadi sesungguhnya itu memberi waktu lebih banyak pada Hong Du-sik untuk berdamai dengan masa lalunya meski berat.

Penduduk membiarkan semua berlangsung apa adanya, menunggu hingga Du-sik bicara meski hal itu tidak pernah terjadi. Tapi mereka tidak memaksa, membiarkan saja hal tersebut. Pembiaran ini bukan berarti tak peduli. Melainkan mereka amat menyayangi Du-sik sehingga sepakat memberi waktu tak terhingga padanya untuk siap berbicara. Mereka tetap memberi perhatian tapi tidak kepo. 

Seperti yang kita tahu, akhirnya di dua episode terakhir semuanya terungkap. Sesungguhnya yang bisa menyembuhkan luka adalah luka itu sendiri, ia pergi dan menghilang jika memang sudah saatnya. Cukup menunggu dan kerelaan itu akan hadir dengan sendirinya. 


Pesan Moral di Hometown Cha Cha Cha

Pesan moral dalam drama Hometown Cha Cha Cha ini banyak sekali, mungkin jika dituliskan teks akan menjadi semakin panjang. 

Tentang keteguhan memegang prinsip, solidaritas, asas membantu dan tak membebani diperlihatkan oleh sikap Yoon Hye-jin sebagai dokter gigi yang sangat baik dan kompeten. Meski ia bersifat boros karena selalu membeli baju-baju mahal, hal tersebut bisa dimaklumi karena ia mampu membelinya, dan ia pun kerap berinteraksi dengan teman sejawatnya yang menuntutnya untuk berpenampilan sesuai keadaan. 

Sikap tidak memaksakan kehendak kepada anak, tidak memaksa anak untuk menjadi yang terbaik di sekolah. Menghargai tiap prestasi anak apa pun itu. Dan merayakannya tanpa menunggu momen tertentu. Pesan-pesan ini kita dapat lihat dari duet Hwa Jeong dan Yeon Guk dalam membersamai I jun anak mereka.  

Membalas budi dan suka menolong sering sekali ditampakkan Hong Banjang di tiap episodenya. Selalu sigap menolong tiga nenek di Gongjin, tak pernah mengeluh dengan semua tingkah ketiga nenek tersebut meski Hye jin sudah tak betah saat mereka menumpang mobilnya untuk pergi ke Seoul. 

Ikatan batin Hong Banjang dengan Nenek Gam-ri sangat kentara. Ia selalu datang saat si nenek memanggilnya. Ia sangat terpukul begitu mengetahui Nek Gamri meninggal dunia. Terlebih saat ia membaca surat dari Nek Gam-ri untuknya. Adegan ini juga menguras air mata. 

Adegan Emak Bo ra dan Hye jin saat di toko kelontong, sesaat sebelum melahirkan. Betapa dua wanita itu saling memberi dukungan satu sama lain, Hye jin tidak membanggakan diri dan merasa lebih baik tapi ia justru membangkitkan semangat emak Bo ra bahwa ia iri padanya yang sudah mampu merawat anak dengan baik. 

Oh Yoon yang akhirnya menerima Jury dengan segala obsesinya terhadap grup band idolanya. Awalnya ia menentang kegemaran anaknya yang sedikit-sedikit membicarakan tentang grup band idolanya. Tapi di balik itu Jury ternyata pandai membuat sketsa ia ingin menjadi designer andal. 

Ayahnya menggendongnya sambil berlari menemui salah seorang personel grup band idola anaknya. Hal ini membuktikan bahwa ayah akan selalu menyayangi anaknya apa pun yang anaknya lakukan. Semua berakhir baik, Jury tak jadi memasang behel karena June mengenalinya dari gingsulnya. Jury mendukung ayahnya dan mempercayainya karena akhirnya ayahnya bisa tampil di acara tevisi. Ayah dan anak yang saling menguatkan dan sangat harmonis. 


Selain pesan moral, healing therapy, hal-hal receh yang sebenarnya bukan receh pun bertebaran di sepanjang episode drama ini. Betapa hometown Cha Cha Cha sangat layak untik ditonton. 

Kehidupan bertetangga yang harmonis, hubungan antar penduduk dan aparat desa, anak-anak yang kadang jahil tapi juga penurut dan menyayangi orang tuanya. Tiga nenek yang memberi warna lain. Dan kisah cinta ringan antara polisi dan Mi seon pun membuat kita berdecak kagum.

Ah, masa sih cuma drama doang sampe begini panjang review-nya? Cuma drama biasa gitu kok lebay amat pujiannya? Emang ga ada 'cacat'nya dramanya? 

Terlepas dari semua kelebihan di atas tentu saja ada kekurangannya. Seperti kebetulan kebetulan yang terjadi, sangat terlihat disengaja, tapi tertutupi dengan baik. 

Sutradara Ji yang ternyata adalah sepupu istri senior Hong Banjang di kampusnya. Sebuah kebetulan yang amat disengaja. Hal tersebut tertutupi dengan kalimat, ternyata dunia ini sempit. 

Penulis Wang dan Sutradara Ji yang sepertinya sulit sekali menemukan kemistri di antara mereka berdua padahal telah lama bekerja sama. Hingga akhir episode tetap tidak dibuat mereka jadian. Haha. 

Satu lagi, tapi mungkin ini adalah hal wajar bagi sebagian orang. 

Adegan Hong Banjang dan Hye jin yang tak mau pulang dari rumah Hong Banjang, tentu saja sudah bisa ditebak apa yang terjadi selanjutnya. Sebenarnya tanpa adegan itu pun drama ini sudah baik. 

Aniwei, ternyata sudah terlalu panjang. Kita cukup mengabaikan saja paragraf terakhir. Hometown Cha Cha Cha drama ringan sarat makna yang sangat layak ditonton bagi Anda yang ingin menyelami hakikat hidup. Kesederhanaan, popularitas, tenggang rasa dan penerimaan yang tulus adalah empat poin yang ingin disampaikan drama ini. Selamat membuktikannya. 



Fyi, was edited 10/20 19:16 

Cemana ini emak kudu klarifikasi... 

Terlepas dari pola laku dan karakter aktor K di dunia nyata aye tetap acung jempol sama karakternya di dramanya. Toh selama ini yang aye komentari adalah perannya di tiap drama yang dia mainkan. Bagaimana dia di luar aye tak menyoroti langsung, emang aye paparazzi ðŸĪŠ 

Halahhh ngeles bae lu mpok... 

Ya sutralah. 

Seperti kata para tetua bilang, menyukai jangan terlalu dalam, sesukanya saja. Begitu pula membenci, sebencinya saja ga usah pake banget 🙏🙏🙏 

Sebagaimana kita, dia juga manusia biasa yang butuh privacy, jangan lagi menghujat karena ia pun saat ini mungkin telah menanggung akibat dosa yang telah diperbuatnya. Dia sudah mengakui ya sudah, tak perlu lagi diperpanjang. Apakah jika nanti terjadi sesuatu yang buruk padanya kita mau menjadi bagian dari yang menyebabkan kejadian buruk tersebut. Jika begitu apa bedanya kita dengan dia?

Terlepas dari gonjang ganjing tentang dirinya dan belakangan diakuinya, aye tetap mempublish post ini karena ini adalah review tentang perannya dalam drama tersebut. Selamat membaca dengan bijak manteman. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senantiasa Memurnikan Cinta

Cara Mudah Menyimpan Jengkol Agar Lebih Awet

Cara Mengenali Gula Merah Asli di Pasaran