Belajar Mengikhlaskan dari Dua Ibu Muda; Titi Kamal dan Citra Kirana dalam Film Air Mata di Ujung Sajadah
Film drama keluarga Air Mata di Ujung Sajadah sudah tayang di bioskop sejak 7 September 2023 lalu, tapi saya baru berkesempatan menontonnya kemarin.
Film besutan sutradara Key Mangunsong ini mengisahkan tentang perjuangan seorang Ibu untuk mendapatkan anaknya kembali setelah tujuh tahun terpisah. Jalan ceritanya banyak mengandung bawang dan pastinya mampu membuat para penonton terharu, saya pun tanpa sadar berurai air mata.
Film ini diproduseri oleh Nafa Urbach yang juga merupakan seorang aktris di jamannya. Menggandeng banyak aktris dan aktor terkenal yang tak diragukan lagi kepiawaiannya dalam berakting membuat jalan cerita drama ini semakin hidup.
Siapa Saja Pemeran Film Ini?
Kenapa film ini sangat apik dan mampu menarik perhatian penonton? Hingga hari kesepuluh penayangannya, bioskop masih terisi hampir penuh, hanya tersisa dua baris paling depan yang belum terisi. Saya berlima kebagian duduk di barisan tengah karena barisan belakang sudah penuh. Bahkan di tengah pemutaran film masih ada penonton yang baru masuk dan mencari tempat duduknya.
Selain ceritanya yang mengharu biru, tentu saja deretan pemain filmnya juga menjadi magnet bagi film ini.
Instagram @airmatadiujungsajadahfilm |
Berikut pemeran film Air Mata di Ujung Sajadah : Titi Kamal, Citra Kirana, Fedi Nuril, Krisjiana Baharudin, hingga Jenny Rachman. Dan tak ketinggalan bintang cilik yang menjadi unggulan tersendiri di film ini, Muhammad Faqih Alaydrus yang bermain sangat apik sebagai Baskara.
Kenapa Film Ini Harus Ditonton?
Selain menghadirkan banyak pemeran ternama. Film Air Mata di Ujung Sajadah juga melibatkan aktris senior Nafa Urbach sebagai produsernya. Melalui rumah produksi miliknya, Beehave Pictures, Nafa Urbach memulai debutnya sebagai produser di film ini.
Film Air Mata di Ujung Sajadah ini juga merupakan debut Jenny Rachman kembali ke dunia hiburan tanah air. Jenny sempat vakum dari panggung hiburan dan mencoba peruntungan kariernya di dunia politik. Setelah sebelas tahun, akhirnya aktris berusia 64 tahun itu kembali membintangi film layar lebar.
Selain itu, film ini ternyata diadaptasi dari novel berjudul sama karya Asma Nadia. Siapa tak kenal Asma Nadia? Puluhan novelnya sudah diangkat ke layar lebar. Sebut saja, Emak Ingin Naik Haji, Assalamualaikum Beijing, Jilbab Traveler, Pesantren Impian, Cinta Laki-Laki Biasa, Surga yang Tak Dirindukan, hingga Jomblo Fi Sabilillah yang juga sedang tayang di bioskop. Kesemuanya film yang bagus dan layak untuk ditonton karena memberikan pesan dan kesan yang mendalam untuk kita yang menontonnya.
Satu lagi, naskah skenario film Air Mata di Ujung Sajadah ini ditulis oleh Titien Wattimena yang pernah meraih Piala Citra untuk Cerita Asli Terbaik tahun 2013.
Wow, MasyaAllah, kan. Dari sekian banyak keunggulan film ini, teman-teman tidak akan bisa lagi menolak untuk ramai-ramai datang ke bioskop untuk menontonnya.
Baca juga : Belajar Memahami Cinta dan Persahabatan dari Film Merindu Cahaya De Amstel
Sinopsis Film Air Mata di Ujung Sajadah
Aqilla (Titi Kamal) menikah tanpa restu ibunya dengan Arfan (Krisjiana Baharuddin), lalu melahirkan seorang bayi laki-laki dari pernikahan tersebut. Sebelum Aqilla melahirkan, suaminya meninggal dunia karena kecelakaan.
Setelah melahirkan bayinya, Halimah (Tutie Kirana) mama Aqilla, membohonginya dengan mengatakan bahwa bayinya meninggal saat lahir.
Tanpa sepengetahuan Aqilla, mamanya menitipkan cucunya kepada Arif (Fedi Nuril) dan Yumna (Citra Kirana), mereka harus meninggalkan Jakarta dan merahasiakan keberadaan mereka. Bayi mungil itu diberi nama Baskara yang artinya cahaya.
Kehadiran Baskara ( Muhammad Faqih Alaydrus) membuat keluarga Arif dan Yumna bahagia termasuk neneknya, Eyang Murni (Jenny Rachman). Selama tujuh tahun kehidupan mereka adem ayem. Hingga berita kematian Halimah sampai ke telinga Arif.
Sebelum meninggal, Halimah memberitahu Aqilla bahwa anaknya masih hidup dan kini berada di Solo bersama orang tua asuhnya, yakni Arif dan Yumna.
Mengetahui hal tersebut tentu saja hati Aqilla membuncah, harapannya kembali menyala, kehidupannya yang hampa kembali terisi penuh dengan harapan-harapan baru. Dia kembali dari Eropa untuk menjemput kebahagiaannya yang tersisa satu-satunya, yakni anaknya.
Membawa pulang Baskara tidaklah gampang bagi Aqilla. Ternyata Arif dan Yumna juga Eyang Murni tidak sanggup untuk melepaskan Baskara. Membayangkan untuk kehilangan Baskara pun hati mereka sudah terpotek. Tapi mereka juga merasa bersalah telah merebut satu-satunya kebahagiaan Aqilla.
Aqilla memang ibu kandung Baskara, ada darah dan dagingnya di dalam tubuh Baskara. Tapi ada juga keringat dan air mata Yumna dalam membesarkan Baskara dengan penuh cinta selama tujuh tahun itu.
Akankah keduanya bisa meraih kebahagiaan?
Baca juga : Film Jomblo Fi Sabilillah Suguhkan Tema Keluarga, Persahabatan dan Cinta
Teman-teman bisa banget menemukan jawabannya dengan menonton film lengkapnya di bioskop, ya. Karena masih akan tayang dalam waktu lama, InsyaAllah.***
Komentar
Posting Komentar